HomeNalar PolitikBerebut Trotoar Di Tanah Abang

Berebut Trotoar Di Tanah Abang

Pak Sandiaga Uno ogah menyalahkan pedagang kaki lima sebagai penyebab semrawutnya Tanah Abang. Ia malah menyalahkan para pejalan kaki. Kok bisa?


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]elain Alexis, ternyata Jakarta masih menyimpan surga yang lain. Surga itu bernama Tanah Abang. Tapi, bukan tanah milik abang ya, ini hanya sekedar nama tempat.

Tanah Abang emang laksana surga, surganya pakaian murah. Emak-emak pada sumringah kalau shooping di sana. Katanya dengan duit gocap aja udah bisa ngantongin beberapa potong daster. Beda dong kalau shooping di mall, palingan cuma dapat setengah dari harga aslinya, bukan?

Akhir-akhir ini, jalanan di sekitar Tanah Abang kembali macet. Anehnya, ini terjadi setelah Jakarta dipimpin Anies-Sandi. Mungkin karena banyak pengunjungnya atau efek Gubernurnya yang kurang becus menangani kemacetan di sana?

Zaman Ahok, mana ada pedagang yang berjubel di trotoar? Semua teratur dan terpusat pada gerai yang ada. Tapi sekaranga coba cek aja sendiri.

Yang makin aneh lagi adalah Pernyataan Pak Sandi kemarin. Beliau bilang penyebab semrawutnya Tanah Abang bukan karena pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, tapi karena para pejalan kaki yang hilir mudik di situ. Benarkah itu?

Memang kalau dirunut dengan logika terbalik, gagasan Pak Sandi bisa dibenarkan. Mana ada pedagang, tanpa pembeli? Tak mungkin kan kalau banyak pedagang nongol di trotoar Tanah Abang, kalau tak ada pembeli? Maka, argumen Pak Sandi bisa dibenarkan. Yang menyebabkan macet di Tanah Abang adalah pejalan kaki, bukan pedagangnya.

Akan tetapi, argumen Pak Sandi masih bisa dipatahkan jika ditautkan dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Dalam UU ini, terutama pada pasal 34 ayat 4 sudah ada penjelasan bahwa trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki.

Baca juga :  Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Maka, aktivitas pribadi yang mengganggu para pejalan kaki di trotoar, termasuk berdagang dilarang. Hal ini sudah diatur dalam Pasal 28 ayat 2. Dengan demikian, yang menyebabkan macet di Tanah Abang, adalah para pedagang kaki lima yang berjualan di situ, bukan para pejalan kaki.

Oleh karena itu, Pak Anies dan Pak Sandi perlu memikirkan solusi jitu untuk mengatasi macet di Tanah Abang. Jangan hanya persalahkan satu pihak, tapi pikirkan solusi yang bisa berguna dan menguntungkan semua pihak. (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Kuda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...