HomeNalar PolitikBuni Yani Rangkap Jabatan

Buni Yani Rangkap Jabatan

Bu Yani mengatakan bahwa pola Pilkada DKI Jakarta bisa diterapkan di Pilkada Jawa Barat. Apa bisa?


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]iapa yang nggak kenal dengan Buni Yani. Terdakwa kasus ujaran kebencian ini memang cukup populer saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Lewat unggahan videonya tentang pernyataan Ahok mengenai isi surat Al Maidah ayat 51, ia ‘sukses’ membuat Ahok masuk bui. Bahkan atas prestasinya ini, ia diberi gelar sebagai ‘Pahlawan Pilkada DKI Jakarta’. Buseet, hebat amat ya. Kayaknya para pengikut Gus Dur perlu belajar dari cara Buni Yani, biar Gus Dur bisa segera mendapat gelar pahlawan, ehh salah kamar.

Kelihatannya gelar kepahlawanannya hanya bersifat temporal. Pasca Pilkada DKI Jakarta, bapak kita ini kedapatan jualan mug untuk menyambung hidupnya. Duh, kasian amat ya. Inikah rasanya ditinggalkan? Upps.

Tapi, Buni Yani tetaplah Buni Yani. Walaupun, jadi korban nyinyiran netizen, ia sepertinya santai-santai aja. Status terdakwa, nggak jadi halangan baginya untuk berkoar-berkoar di media sosial. Apakah karena Buni Yani memang ‘sakti’ atau ‘sakit’? Atau ada sosok ‘sakti’ yang berada di belakangnya sehingga ia berani berbuat demikian?

Mulanya saya berpikir fenomena ‘rangkap jabatan’ cuma berlaku bagi para menteri yang terjun ke dunia politik aja. Eh, ternyata oh ternyata, pola ini juga dipakai oleh Buni Yani. Walaupun, kini berstatus terdakwa, ia juga ‘rangkap jabatan’ sebagai pengamat politik. Wow, luar biasa.

Baca juga :  Puan x Prabowo: Operasi Rahasia Singkirkan Pengaruh Jokowi?

Baru-baru ini, ia mengeluarkan sebuah pernyataan yang cukup kontrversial. Ia mengatakan bahwa pola Pilkada DKI Jakarta bisa diterapkan di Pilkada Jawa Barat (Jabar). Pernyataan tersebut, memantik banyak tanggapan dari warganet.

Kalau mau dipikir-pikir, mungkin omongan Buni Yani bisa dibenarkan, soalnya pada Pilkada Jabar nanti Gerindra, PAN dan PKS tetap dalam satu paket. Koalisi ‘trisula maut’ ini memang terbukti sukses besar pada Pilkada DKI tahun lalu. Mungkinkah kesuksesan tersebut bakal terulang di Jabar?

Namun, melihat suasana dan kondisi Jabar yang berbeda dengan Jakarta, maka komentar Buni Yani patut diragukan. Bisa jadi, ini hanya sekadar gimik atau sensasi semata. Tapi , tetap harus diwaspadai agar tak muncul lagi ‘ahok-ahok’ lain pada Pilkada Jabar nanti. (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...