HomeNalar PolitikMinta Mahar, Gerindra Kurang Modal?

Minta Mahar, Gerindra Kurang Modal?

Emang ada politik tanpa mahar?


PinterPolitik.com

“Politik adalah seni halus mendapatkan suara dari orang miskin dan dana kampanye dari orang kaya, dengan menjanjikan melindungi satu dari yang lain.”

(Oscar Ameringer, penulis dan aktivis sosialis keturunan Jerman)

[dropcap]D[/dropcap]rama Pilgub Jatim terus berlanjut. Ada beberapa hal yang tak diduga-duga sebelumnya, malah terjadi di sana. Yang pertama, soal manuver mengejutkan yang dilakukan Gerindra ke kubu Gus Ipul. Yang kedua, soal terpilihnya Puti Guntur Soekarno sebagai pendamping Gus Ipul, dan yang ketiga, soal pengakuan mengejutkan dari La Nyalla Mattalitti terkait ‘mahar politik’ yang ditawarkan oleh Gerindra. Jumlahnya cukup fantastis, bahkan mencapai miliaran rupiah.

Kalau mau bicara soal uang mahar dalam politik itu bukanlah hal baru. Ibarat kentut, baunya kecium, tapi rupanya nggak kelihatan. Lantas apakah uang mahar itu? Terus apakah cuma Gerindra sendiri yang mempraktekkan hal tersebut?

Sebenarnya saya nggak usah menjelaskan panjang lebar deh. Saudari maupun saudara yang pernah terlibat dalam Pilkada, entah sebagai calon maupun tim sukses pasti lebih paham soal yang beginian. Pernyataan La Nyalla soal mahar politik yang diminta Gerindra memang terbukti benar adanya.

Soalnya pihak Gerindra sendiri telah mengiyakannya dan menganggap itu sebagai sebuah kewajaran. Waketum Gerindra Arif Poyuono mengatakan bahwa uang mahar yang diminta memang akan dipakai untuk membayar saksi di setiap TPS di seluruh Jatim, jadi wajar kalau dana segitu dibutuhkan. Kalau sudah seperti ini, kira-kira siapa yang mau disalahkan, La Nyalla atau Gerindra?

Baca juga :  Makin Dekat Rekonsiliasi Prabowo-Mega?

Mari kita kupas satu per satu.

Kalau mau blak-blakan, yah dua-duanya salah. Ah, kok bisa gitu? Ya memang gitu, karena memang kalau mau main politik ‘kantong’ harus tebal dong. Nggak mungkin La Nyalla nggak tau soal itu. Kalau memang dia tau, terus kenapa tiba-tiba ia membuka ‘aib’ Gerindra di depan umum? Jangan-jangan ini efek karena ia gagal diusung Gerindra? Entahlah.

Lalu apakah salah jika Gerindra meminta uang mahar kepada La Nyalla? Idealnya, Gerindra pasti salah dong. Karena uang mahar yang diminta ke La Nyalla bisa diindikasikan sebagai bentuk pemerasan atau bagian dari transaksi politik.

Namun, mustahil jika berpolitik tanpa mahar, apalagi di Indonesia. Berarti aksi Gerindra yang minta uang mahar kepada La Nyalla bukan karena ‘kurang modal’, tapi karena memang udah jadi kebiasaan di dalam dunia politik Indonesia. Kalau begitu Gerindra benar nih? Ya, tergantung. (K-32)  

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...