HomeNalar PolitikKoalisi PDIP-Golkar di Jabar

Koalisi PDIP-Golkar di Jabar

Jelang pendaftaran pemilihan kepala daerah serentak 2018, PDI Perjuangan sepertinya akan mengarahkan koalisinya dengan mendukung Golkar. Mengapa?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]S[/dropcap]etelah Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta lalu, Pilgub yang paling diincar oleh partai politik (parpol) adalah Jawa Barat (Jabar). Sebab kawasan barat Jawa ini merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia, sehingga, merebut suara di Jabar akan menjadi modal awal yang menguntungkan bagi parpol untuk dapat meraih suara di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 nanti.

Walau tahapan Pilkada Serentak 2018 baru dimulai Juni lalu, dan pendaftaran kandidat baru dibuka Oktober nanti. Namun Partai Golkar telah secara resmi mengumumkan untuk mengusung kadernya, yaitu Bupati Purwakarta yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Jabar, Dedi Mulyadi. Menurut seorang sumber, beberapa parpol mengaku siap untuk berkoalisi dengan parpol lain di Pilgub Jabar nanti. Bahkan ada juga parpol yang bersedia menjadi ‘orang nomor dua’, alias menjadi calon wakil gubernur (cawagub).

Keputusan untuk berkoalisi untuk menjadi cawagub ini, menurut sumber tersebut, merupakan upaya balas budi atas dukungan yang telah diberikan pada Pilgub DKI Jakarta lalu. “Contohnya antara PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Sebab Golkar telah mendukung calon yang diusung PDI Perjuangan. Jadi tentu saja PDI Perjuangan harus mendukung ‘jagoan’ Golkar di Jabar, yakni Dedi Mulyadi. Sudah lama juga Dedi disiapkan untuk maju di Pilgub Jabar,” katanya.

Namun sumber itu mengatakan kalau nama-nama cawagubnya masih digodok diinternal partai. Ada beberapa nama yang tengah diseleksi, beberapa diantaranya adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Tubagus Hasanuddin, anggota DPR Puti Guntur Soekarnoputri, dan Bupati Majalengka Sutrisno. “Saya melihatnya akan condong ke Puti, karena masih ada trah Soekarno. Tetapi kita lihat saja nanti, politik selalu berubah setiap saat,” pungkasnya.

Baca juga :  Hasto dan Politik Uang UU MD3

Prediksi bahwa Puti yang kemungkinan akan maju di Pilgub Jabar dari PDI Perjuangan sebagai cawagub, juga terlihat dari kegiatan Puti yang belum lama ini mengunjungi Purwakarta dalam rangka menghadiri undangan HUT Purwakarta, Jumat (4/8) lalu. Di acara tersebut, Puti disambut langsung oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

“Saya senang dengan kebudayaan Jawa Barat, jadi saya ingin menghadiri acara yang diadakan di Purwakarta tersebut. Kebetulan ibu saya orang Sunda, dan tadi saya setelah reses dari Dapil saya di Ciamis saya mampir dulu ke Purwakarta,” jelas Puti yang menegaskan kalau kedatangannya ke Purwakarta hanya sebatas silaturahmi dan tidak terkait kabar pada rencana koalisi PDI Perjuangan dan Golkar.

Walau begitu, Puti menyatakan memang ada kemungkinan PDI Perjuangan untuk berkoalisi dengan Golkar di Pilgub Jabar nanti. “Saya kan belum mendapatkan rekomendasi dari pusat, tetapi saya sudah daftar calon dari PDI Perjuangan untuk Pilgub Jabar, sehingga sangat besar kemungkinan kami berkoalisi dengan Partai Golkar. Tapi harus menunggu keputusan pusat dulu,” ungkapnya.

Menurutnya, sosok Dedi Mulyadi yang merupakan calon tunggal dari Partai Golkar memiliki kualitas mumpuni untuk memimpin Jabar. “Kang Dedi ini visi dan misinya jelas, dan sudah banyak buktinya, terlihat dengan berkembangnya daerah yang dipimpinnya,” tambahnya. Kepercayaan masyarakat Purwakarta dan warga di berbagai daerah Jabar termasuk daerah Priangan Timur, terlihat sangat respons terhadap sosok Dedi Mulyadi yang akan maju bersama Partai Golkar.

Terbukti, dengan kepemimpinan Dedi selama dua periode di Purwakarta, pembangunannya begitu pesat, dan daerah tersebut menjadi terkenal sampai ke luar negeri. “Hampir sama dengan saya kalau dari segi jabatan, saya di DPR RI pun sudah dua periode,” ungkapnya. Dalam kesempatan itu, Puti mengatakan dia masih berusaha memperkenalkan diri ke masyarakat Jawa Barat.

Baca juga :  Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

(Suara Pembaruan)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...