HomeNalar PolitikHolding BUMN Kawin Paksa?

Holding BUMN Kawin Paksa?

Faisal Basri mengkritik Holding BUMN Indonesia yang kayak ‘kawin paksa’ di zaman Siti Nurbaya. Maksudnya bagaimana pak?


PinterPolitik.com

[dropcap]H[/dropcap]ari ini, 29 November 2017, penetapan Holding (induk perusahaan) BUMN tambang efektif berlaku. Penetapan tersebut katanya telah mendapat persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam Holding tersebut, PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau PT Inalum menaungi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Timah (Persero) Tbk.

Penetapan Holding BUMN  tambang ini, sebelumnya telah dikritik oleh Faisal Basri. Ekonom Universitas Indonesia tersebut menilai bahwa rencana penetapan PT Inalum sebagai Holding BUMN Tambang dinilai kurang tepat.

Hal ini disebabkan karena PT Inalum bergerak di bidang Industri atau mengelola lebih lanjut hasil primer dari pertambangan, bukan bergerak di bidang tambang atau yang mengelola bahan mentah. Dia menilai akan lebih cocok apabila PT Inalum ‘menikah’ dengan sesama perusahaan yang bergerak di hilir seperti industri pesawat dan industri mobil.

Ia juga menjelaskan bahwa PT Inalum memiliki struktur market yang berbeda dengan perusahaan tambang yang dibawahinya. Menurut Faisal, struktur pasar dari alumunium, alumina, bauksit, dan batu bara tidak dapat disamakan.

“Jadi ini mah kawin paksa namanya. Ini bukan zaman Siti Nurbaya, jadi ini argumennya enggak ada yang lain, kecuali dia 100 persen milik negara kok. Ini maksa banget menurut saya,” jelas Faisal dalam acara Menakar Untung Rugi Holding BUMN, Jakarta (27/11).

Baca juga :  Puan Maharani 'Reborn'?

Pak Faisal menambahkan bahwa rencana Kementerian BUMN hanyalah sebagai alat pemulus untuk menaikkan kapasitas berutang. Konon katanya hal ini diperolehnya saat tengah berbincang dengan salah satu deputi Kementerian BUMN. Selain itu menurut Faisal Pembentukan Holding ini dapat menimbulkan kecurigaan masyarakat terhadap anak perusahaan PT Inalum yang tidak lagi menjadi BUMN.

Terus terang saya juga kurang melek soal tambang dan segala tetek bengeknya. Kalau memang ada indikasi ‘kawin paksa’ dalam Holding BUMN, maka mau nggak mau perlu dilakukan dilakukan evaluasi. Biar kelak nggak ada kesan menguntungkan pihak tertentu. Bukan begitu? (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...