HomeHeadlinePuan Maharani 'Reborn'?

Puan Maharani ‘Reborn’?

Dengarkan artikel ini:

Audio ini dibuat menggunakan AI.

PDIP kembali usung Puan Maharani untuk kembali menjadi ketua DPR RI periode 2024-2029 usai Puan jembatani partainya dengan koalisi Prabowo Subianto. Pertanda bahwa Puan telah ‘reborn’?


PinterPolitik.com

“I’m so, I’m so reborn. I’m movin’ forward. Keep movin’ forward. Keep movin’ forward” – Kid Cudi, “Reborn” (2018)

Cerita ini bermula pada tahun 2023 lalu. Saat itu, namanya menjadi pembahasan publik. Tidak sedikit bahkan mencibir nama ini.

Bagaimana tidak? Banyak insiden membuat sosok ini makin tidak disukai oleh publik, mulai dari insiden mematikan mikrofon, membagikan pakaian dengan raut muka penuh amuk, hingga baliho yang bertebaran di mana-mana.

Nama itu adalah Puan Maharani. Ketua DPP PDIP itu sempat mendapatkan sorotan buruk di publik. Banyak juga dari netizen mengolah hal-hal yang berkaitan dengan Puan menjadi meme.

Namun, tahun 2023 telah berakhir. Tahun 2024 menjadi tahun sebenarnya ketika setiap orang saling bersaing, setidaknya para politisi, untuk mendapatkan atau mempertahankan posisi mereka.

Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, misalnya, bersaing memperebutkan kursi jabatan presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang digelar Februari kemarin.

Bukan hanya Anies, Prabowo, dan Ganjar, para calon legislatif (caleg) dari berbagai partai politik (parpol) juga saling bersaing dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 untuk memperebutkan kursi di parlemen. Ada yang gugur, ada yang bertahan, dan ada juga para pendatang baru.

Namun, Undang-Undang (UU) tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) sempat disebut akan diubah-ubah. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto bahkan menuding ada upaya dari Partai Golkar untuk merebut hak kursi ketua DPR milik PDIP sebagai pemenang Pemilu 2024.

Meski begitu, Puan tampaknya tidak tinggal diam. Ketua DPP PDIP itu tampak melakukan lobi-lobi politik ke Golkar dan koalisi Prabowo. 

Beberapa waktu lalu, Puan melaksanakan buka puasa bersama Wakil Ketua Umum (Waketum) Golkar Bambang Soesatyo dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani. Terbaru, Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa partainya akan mengikuti ketentuan UU MD3 yang sudah ada dan menampik akan adanya rumor perebutan.

Baca juga :  Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Mengapa momen politik ini penting bagi Puan? Apakah ini artinya Puan bisa menjelma menjadi sosok politikus yang berbeda dari versi dirinya yang ada dalam tahun-tahun sebelumnya?

Puan dan Politik Kiemas-ian

Puan bukanlah hanya anak dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Puan juga merupakan putri dari mendiang politikus senior PDIP, Taufiq Kiemas.

Kiemas sendiri dikenal dengan gaya politiknya yang akomodatif. Bahkan, gaya politik ini juga kerap berseberangan dengan Megawati yang cenderung lebih saklek dan kaku dalam berpolitik. 

Ayah dari Puan tersebut juga dikenal dengan kapabilitasnya dalam membangun jaringan dan relasi. Dalam buku Indonesia Betrayed, Elizabeth Fuller Collins menjelaskan bahwa Kiemas memiliki jejaring luas sehingga mampu menjadi broker dalam berbagai urusan pemerintahan.

Perbedaan kontras antara Kiemas dan Megawati ini juga yang menjadi penyebab mengapa PDIP bisa memiliki kekuatan yang saling mengimbangi. Ini juga terjadi saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat.

Seperti yang banyak diketahui, Megawati memiliki sikap keras dalam menolak kerja sama politik dengan SBY. Namun, Kiemas menjadi penghubung antara PDIP yang kala itu menjadi partai oposisi dengan pemerintahan SBY.

Dan, salah satu penghubung andalan Kiemas kala itu bukan lain adalah putrinya sendiri, Puan. Bukan tidak mungkin, ini menjadi upaya pendidikan politik ala Kiemas-ian kepada Puan.

Dalam banyak kesempatan, Puan juga aktif mewakili partainya untuk bertemu dengan pimpinan-pimpinan parpol lain. Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), misalnya, bertemu dengan Puan dalam banyak kesempatan.

Bukan tidak mungkin, kesuksesan lobi-lobi Puan adalah perwujudan politik Kiemas-ian yang didapatkannya dari ayahnya, Taufiq. PDIP sendiri bisa jadi mendapatkan keuntungan dari politik Kiemas-ian ini.

Baca juga :  Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Lantas, mengapa politik Kiemas-ian ini menjadi penting bagi Puan? Would it be the way Puan is reborn anew

Puan ‘Reborn’?

Puan bukanlah Puan yang kerap dikenal di banyak meme. Ada sejumlah manuver taktis dan politis yang mumpuni justru datang dari Puan.

Namun, citra ‘trah Soekarno’ juga melekat pada dirinya. Terlepas dari dirinya sebagai bagian dari ‘trah Kiemas’, Puan juga kerap diidentikkan dengan ibunya, Megawati, yang akhir-akhir ini juga mendapatkan banyak sorotan negatif dari netizen.

Dalam psikologi, ini bisa dijelaskan dengan konsep identity agents. Mengacu pada penjelasan Elli P. Schachter dan Jonathan J. Ventura dalam tulisan mereka yang berjudul Identity Agents: Parents as Active and Reflective Participants in Their Children’s Identity Formation, identitas anak akan terbentuk secara reflektif terhadap identitas orang tuanya bila terjadi interaksi secara aktif dan kontinu.

Bukan tidak mungkin, setelah Kiemas meninggal dunia, Megawati mengambil peran lebih banyak dalam upaya pendidikan politik Puan. Publik juga akhirnya kerap mengidentifikasikan Puan sebagai Megawati 2.0.

Namun, politik Kiemas-ian ini bisa menjadi modal politik Puan secara lebih jauh. Dalam kapabilitasnya untuk bisa bertemu, berjejaring, dan bernegosiasi dengan banyak partai, Puan bisa saja mendapatkan apa yang disebut sebagai modal sosial oleh Kimberly Casey dalam tulisannya yang berjudul Defining Political Capital.

Modal sosial ini bisa digunakan oleh Puan untuk ditransformasikan menjadi modal politik. Bukan tidak mungkin, ini akan menunjang karier Puan ke depannya, katakanlah bila ingin maju di tingkat pemilihan presiden dalam beberapa tahun ke depan.Bukan tidak mungkin, jalan politik Kiemas-ian ini berujung pada lahirnya kembali Puan sebagai politikus yang berbeda. Akankah Puan kembali reborn untuk menyongsong tahun 2029 mendatang? Menarik untuk diamati kelanjutannya. (A43)


spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.

“Parcok” Kemunafikan PDIP, What’s Next?

Diskursus partai coklat atau “parcok" belakangan jadi narasi hipokrit yang dimainkan PDIP karena mereka justru dinilai sebagai pionir simbiosis sosial-politik dengan entitas yang dimaksud. Lalu, andai benar simbiosis itu eksis, bagaimana masa depannya di era Pemerintahan Prabowo Subianto dan interaksinya dengan aktor lain, termasuk PDIP dan Joko Widodo (Jokowi)?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?

Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Partai Gerindra di bawah komando Prabowo Subianto seolah sukses menguasai Pulau Jawa setelah tiga “mahapatih” mereka, yakni Andra Soni, Dedi Mulyadi, serta Ahmad Luthfi hampir dapat dipastikan menaklukkan Pilkada 2024 sebagai gubernur. Hal ini bisa saja menjadi permulaan kekuasaan lebih luas di Jawadwipa. Mengapa demikian?

Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Dengan kekalahan Ridwan Kamil dan Airin Rachmi Diany di Pilkada Serentak 2024. Mungkinkah Golkar akan semakin jatuh di bawah Bahlil Lahadalia?

Ridwan Kamil “Ditelantarkan” KIM Plus? 

Hasil tidak memuaskan yang diperoleh pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dalam versi quick count Pemilihan Gubernur Jakarta 2024 (Pilgub Jakarta 2024) menjadi pertanyaan besar. Mengapa calon yang didukung koalisi besar tidak tampil dominan? 

Prabowo dan Filosofi Magikarp ala Pokémon

Pemerintahan Prabowo Subianto siapkan sejumlah strategi untuk tingkatkan investasi dan SDM. Mungkinkah Prabowo siap untuk “lompat katak”?

More Stories

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?

Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Dengan kekalahan Ridwan Kamil dan Airin Rachmi Diany di Pilkada Serentak 2024. Mungkinkah Golkar akan semakin jatuh di bawah Bahlil Lahadalia?

Prabowo dan Filosofi Magikarp ala Pokémon

Pemerintahan Prabowo Subianto siapkan sejumlah strategi untuk tingkatkan investasi dan SDM. Mungkinkah Prabowo siap untuk “lompat katak”?