HomeNalar PolitikAndai Jokowi dan Prabowo Bersatu

Andai Jokowi dan Prabowo Bersatu

Jika Jokowi dan Prabowo bersatu, maka demokrasi Indonesia bakal berjalan dengan baik. Benar begitu? 


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]lur politik menuju Pilpres 2019 belum jelas dan masih berubah-ubah. Terutama mengenai siapa yang berpotensi menjadi pendamping Pakde Joko dan mungkinkah Opa Prabowo bakal menjadi lawan yang tangguh bagi Pakde?.

Berdasarkan survei dari beberapa lembaga politik nasional, dua sosok ini masih menduduki posisi teratas. Dalam survei yang dikeluarkan Poltracking Indonesia, elektabilitas Pakde sebesar 53 persen, sedangkan Opa Prabowo, 33 persen.

Berkaca dari hasil survei tersebut, Nurdin Halid memberikan pernyataan yang bisa jadi mengejutkan banyak pihak, bila tidak bisa dikatakan lucu. Menurutnya, meski elektabilitas Pakde dan Opa hanya selisih 20 persen, namun itu bukan jaminan bagi Pakde untuk menang dari Opa.

Pak Nurdin bahkan membuat pengandaian, bagaimana jika Pakde dan Opa bersatu aja? Katanya, demokrasi bakal berjalan dengan baik, ekonomi akan jadi sehat dan budaya korupsi bakal minggat dari tanah air. Masa sih pak?

“Kanan kiri saya bersatu, ini selesai. Biaya demokrasi murah dan pemerintahan bisa berjalan dengan bagus,” tutur pria yang saat mengatakannya tengah duduk di antara Sekjen PDIP dan Sekjen Gerindra, saat menghadiri seminar “Evaluasi Pemerintahan Jokowi-JK, Meneropong Peta Elektoral 2019” di Sari Pan Pasific Hotel, Jakarta Pusat (26/11).

Pernyataan Pak Nurdin ini pun mendapat tanggapan dari Sekretaris Jenderal Partai Banteng, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, pemerintah khususnya Partai Banteng selalu membuka ruang konsolidasi untuk dapat bersama-sama membangun negara ini. Namun, digabungkannya nama antara Presiden Jokowi dan Prabowo tidak bisa hanya sebatas karena hasil-hasil temuan survei. Terus maunya gimana dong, Pak?

Baca juga :  Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

“Tapi politik bukan hanya soal angka di mana Jokowi dengan Prabowo selesai bila dipadukan, bukan hanya itu, tapi ada dinamika politik, sejarah, dan sebagainya,” kata Hasto.

Sebagai masyarakat biasa, saya nggak berani bikin prediksi. Saya hanya mengharapkan agar Presiden RI yang ke delapan bisa memberi perubahan yang baik bagi negeri ini. Kalau memang duet Jokowi dan Prabowo mampu mengubah wajah Indonesia menjadi lebih berseri, mengapa tidak? (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...