HomeData PolitikMembanjirnya TKA Ilegal

Membanjirnya TKA Ilegal

Belakangan, media massa banyak memberitakan mengenai tenaga kerja asal Tiongkok yang membanjiri Indonesia. Para pendatang ini seolah menyerbu mengisi peluang-peluang kerja di tanah air dan menciptakan kecemasan tersendiri dalam masyarakat, khususnya bagi para pencari kerja Indonesia yang jumlahnya pun tidak sedikit.


PinterPolitik.com

JAKARTA – Era perdagangan bebas serta perjanjian bebas visa antar negara yang ikut ditandatangani Indonesia, memungkinkan warga asing untuk tinggal dan bebas bekerja di Indonesia. Sama halnya dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikirim bekerja ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Hong Kong, Taiwan, serta negara-negara di Timur Tengah.

Namun, jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang besar dan terkesan mendadak menciptakan kecemasan dan keresahan dalam masyarakat. Terutama karena tak sedikit diantaranya yang ternyata bekerja secara ilegal. Berbagai komentar dan pendapat negatif pun mulai marak, terutama di sosial media. Sebagian besarnya menyalahkan pemerintah karena dianggap tidak sensitif dengan kondisi dalam negeri dan tendensius politik.

Terlepas dari benar tidaknya, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj meminta agar pemerintah harus  sensitif menjaga perasaan rakyat. “Sekaligus mengkaji ulang kebijakan pembangunannya bila dalam praktiknya tidak mengajak rakyat sebagai mitra, dalam hal ini sebagai pekerja,” ucapnya seperti yang dikutip dari Harian Jawa Pos.

Menanggapi keresahan masyarakat, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri berjanji akan mengawasi keberadaan para TKA tersebut. “Kalau ada yang melanggar atau ilegal, akan kami tindak,” tegasnya. Pihak Keimigrasian pun mengaku terus memantau keberadaan para TKA dan berjanji akan langsung mendeportasi mereka yang bekerja secara ilegal.

Adanya pro dan kontra dalam masyarakat, sebaiknya menjadi tantangan bagi pihak yang terkait, yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Keimigrasian, untuk bekerja lebih keras lagi dalam pengawasan TKA dan turis asing. Jangan sampai seolah-olah “bangun kesiangan”, baru bergerak setelah timbul keresahan.

Keresahan tidak tercipta begitu saja, pasti ada peristiwa yang mengawalinya. Masih minimnya pengawasan dan kerjasama yang sinergis antar departemen menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat. Jadi ada baiknya bagi mereka untuk menginstropeksi kinerja, karena bila tidak disikapi secara bijak akan mengganggu stabilitas bangsa dan keadilan sosial. (Berbagai sumber/G-18)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Sosok Khofifah Indar Parawangsa

Pernah menjadi Ketua Delegasi RI pada  “Women 2000, Gender Equality Development and Peace for The Convention The Elimination of all Forms of Discrimination Against...

Presiden Jokowi Terima Gelar Adat Maluku

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima gelar adat kehormatan "Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku", di Gedung Kristiani Center, Ambon, Jumat...

Boikot 4 Fraksi, “Cegat” Kemenangan Ahok?

Aksi boikot yang dilakukan oleh 4 Fraksi DPRD DKI Jakarta (Fraksi PKS, PKB, PPP Dan Gerindra) bertujuan untuk menuntut kejelasan status gubernur DKI Jakarta...