HomePolitikMenteri Keuangan Sri Mulyani Pimpin Pemusnahan Barang Ilegal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Pimpin Pemusnahan Barang Ilegal

pinterpolitik.comSenin, 26 Desember 2016.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin acara pemusnahan barang-barang ilegal tersebut dengan menggunakan alat berat. Sebanyak 28.787 botol miras, 510 batang cerutu, 3,32 juta batang rokok, serta sex toys ilegal digilas oleh alat berat yang dioperasikan Menkeu didampingi Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso.

Barang-barang ilegal, yang tidak dilengkapi dengan pita cukai dan yang pita cukainya palsu, antara lain, minuman keras, rokok, obat-obatan, dan sex toys, dimusnahkan di Jakarta sebelum perayaan Natal pada hari Jumat (23/12/2016).

“Potensi kerugian negara dari barang-barang ilegal ini mencapai Rp 12,15 miliar,” ujar Sri Mulyani.

Dikemukakan, pemusnahan barang-barang ilegal tersebut merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, pemusnahan di tempat yang sama dilakukan pada Juni lalu. “Modus yang sering digunakan, barang dikirim melalui kiriman pos dan perusahaan jasa titipan,” ucapnya.

Sri Mulyani menegaskan, selain berpotensi merugikan negara, barang-barang yang tak memenuhi peraturan itu juga berdampak pada kerugian di bidang sosial. Nilainya memang kecil, tapi dampak nonmaterialnya sangat besar untuk bangsa ini, katanya.

Baca juga :  Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Bukan Teruskan Jokowi, Prabowo Perlu Beda?

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto selalu sebut akan lanjutkan program-program Presiden Jokowi, Namun, haruskah demikian? Perlukah beda?

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...