HomeTerkiniKampanye AHY, Warga Cibesel Minta Tidak Digusur

Kampanye AHY, Warga Cibesel Minta Tidak Digusur

Sumardiono kemudian menyampaikan kepada AHY bahwa warganya, yang mayoritas tinggal di pinggir kali, telah mengalami program Kampung Deret. Sebagian rumah di sana sudah direnovasi berkat program Kampung Deret. Ia kemudian meminta Agus agar permukiman warganya tidak digusur.


pinterpolitik.comJumat, 20 Januari 2017.

JAKARTA – Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat kampanye di RW 02 Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (18/1/2017), mendapat dukungan dari warga yang meminta agar memperoleh sertifikat tanah dan tidak digusur.

Warga setempat khawatir digusur karena mereka bermukim di dekat sebuah kali kecil. Harapan warga itu diketahui saat Ketua RW 02 Sumardiono memberikan sambutan ketika satu panggung dengan Agus.

“Kami sampaikan, ini perwakilan warga masyarakat dari RW 02, RW 01, dan 03. Jadi minta tidak apa?” tanya Sumardiono dari atas panggung kepada warga yang berkumpul di bawahnya.

“Tidak digusur,” teriak warga kompak.

Sumardiono kemudian menyampaikan kepada AHY bahwa warganya, yang mayoritas tinggal di pinggir kali, telah mengalami program Kampung Deret. Sebagian rumah di sana sudah direnovasi berkat program Kampung Deret. Ia kemudian meminta Agus agar permukiman warganya tidak digusur.

“Di sini belum mempunyai sertifikat tanah. Kalau jadi gubernur, dibantu warga kami,” ujar Sumardiono.

Selain menyampaikan aspirasinya, Sumardiono meminta klarifikasi dari Agus soal nasib KJS, KJP, dan PPSU, jika calon gubernur nomor pemilihan satu itu terpilih. Sebab, ada isu yang menyebutkan, kebijakan itu tidak diteruskan jika berganti gubernur.

Menjawab pertanyaan warga, AHY menegaskan lagi komitmennya untuk membangun Jakarta tanpa menggusur. Agus ingin Jakarta menjadi rumah yang aman bagi warga di pinggiran kali tersebut.

Baca juga :  Prabowo, Amartya Sen, dan Orde Baru

Mengenai KJP, KJS, dan PPSU, Agus menegaskan, tidak mungkin menghapus program itu. Ia bahkan berjanji untuk meningkatkannya. “Tidak mungkin saya hapus,” ujarnya.

Setelah berkampanye di RW 02 Cipinang Besar Selatan, AHY mengunjungi wilayah Cipinang Besar Utara (Cibesut), Jatinegara, Rabu. Di Cibesut, Agus mengunjungi lokasi perajin patung di permukiman RT 03 RW 04, Cibesut.

Agus bertemu dengan perajin patung, Sutono (42), yang berharap bila Agus terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, hendaknya memperhatikan perajin.

Sutono menuturkan, patung buatannya di antaranya dipasarkan oleh pedagang di Monas, Jakarta Pusat. Namun, sejak pedagang kaki lima dilarang berjualan di kawasan Monas, dia mengeluh order berkurang.

Menurut Sutono, kios khusus yang disediakan Pemprov DKI di Monas kurang menguntungkan. Ia memberikan patung ondel-ondel pria dan wanita kepada Agus. Ia pun menolak saat Agus ingin membayar patung tersebut. (Kps.com/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

100 Hari, Prabowo Justru Insecure?

Meski tak serta merta dapat dijadikan generalisir, dengan kinerja 100 hari yang cenderung jamak dinilai belum maksimal, penilaian terhadap bagaimana Presiden Prabowo Subianto memegang kendali nahkoda RI bermunculan. Utamanya, mengenai kemantapan prinsip kepemimpinan Presiden Prabowo di tengah tarik-menarik pengaruh internal maupun eksternal dalam politik kekuasaan.

Anies-Mahfud Perlu “Dikantongi” Prabowo? 

Eks-rival Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024), yakni Anies Baswedan dan Mahfud MD belakangan semakin menunjukkan gestur positif terhadap Prabowo. Apakah seharusnya Prabowo merangkul mereka? 

Prabowo, Amartya Sen, dan Orde Baru

Program Makan Siang Bergizi (MBG) alias makan siang gratis yang kini sudah dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto nyatanya punya visi yang serupa dengan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) yang merupakan program di era Orde Baru.

Hasto vs Jokowi, Benarkah Prabowo AFK?

Tak berkomentar atau memberikan statement khusus menjadi hal normatif yang kiranya tepat dilakukan Presiden Prabowo Subianto terhadap intrik panas kasus Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang berhadapan langsung dengan Joko Widodo. Padahal, drama yang dibumbui video skandal pejabat itu berkelindan dengan proyeksi stabilitas politik dan pemerintahan ke depan.

Prabowo and the Hero Complex

Kisah seorang pahlawan (hero) selalu menciptakan inspirasi di hati banyak orang. Mengapa makna ini begitu berarti bagi Presiden Prabowo Subianto?

Mengapa Era Keemasan Sains Orba Hilang? 

Indonesia sempat alami euforia sains dan imajinasi yang tinggi ketika awal hingga pertengahan Orde Baru. Mengapa tren tersebut tiba-tiba hilang? 

The Invincible Bahlil and The Philosopher King

Dengarkan artikel ini: Meski kerap dikritik dan dianggap kontroversial, nyatanya sosok Bahlil Lahadalia harus diakui jadi inspirasi bagi banyak orang. Meniti karier dari pelosok,...

Menguak “Beban” Erick Pecat STY

Pemecatan pelatih Timnas Sepak Bola Pria Indonesia oleh PSSI meninggalkan interpretasi karena dua untaian frasa “mencurigakan” yang terujar dari Erick Thohir dan anak Shin Tae-yong, yakni “dinamika kompleks” dan “perlakuan PSSI”. Bahkan, sesuatu hingga ke ranah yang bertendensi politis. Benarkah demikian?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...