HomeNalar PolitikTiongkok Kolonisasi Bulan, Indonesia Hancur? 

Tiongkok Kolonisasi Bulan, Indonesia Hancur? 

Dengarkan artikel berikut

Tiongkok diduga berniat melakukan penambangan mineral di Bulan melalui perusahaan-perusahaan dirgantara dan antariksanya. Bila hal ini sudah dilakukan, bagaimana dampaknya bagi Indonesia? 


PinterPolitik.com 

“Bumi adalah tempat lahirnya umat manusia, namun umat manusia tidak bisa selamanya berada di tempat tersebut.” 

Pepatah yang diucapkan ilmuwan kedirgantaraan Rusia, Konstantin Tsiolkovsky di atas mungkin bisa jadi representasi dari pengembangan program antariksa yang dilakukan umat manusia di era modern ini.  

Kendati Perang Dingin sudah usai, sensasi space race atau perlombaan pengembangan program antariksa masih berlanjut hingga sekarang. Dahulu, space race dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet, kini, AS tampaknya memiliki lawan yang belakangan tampaknya mulai layak disebut sebagai kompetitornya, yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT). 

Ya, negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping tersebut dalam beberapa tahun terakhir jadi perhatian utama para pemerhati antariksa. Pada 24 Maret 2024, Tiongkok berhasil meluncurkan satelit Queqiao-2 ke orbit Bulan, di mana ia akan mulai mengoordinasikan jaringan komunikasi pertama Tiongkok yang dibangun di Bulan. 

Pada akhir tahun ini, Lembaga Teknologi Antariksa dan Dirgantara Tiongkok (CASC) bahkan berencana menggunakan jaringan komunikasi tersebut untuk meluncurkan Chang’e-6, satelit pertama yang memiliki misi mengambil sampel daratan dari sisi jauh Bulan. Ini semua merupakan rangkaian misi besar Tiongkok yang berencana akan mendirikan statsiun antariksa pertama mereka di Bulan pada tahun 2030. 

Menariknya, banyak pengamat mulai menyimpulkan bahwa ambisi ini merupakan bagian dari rencana Tiongkok untuk bisa jadi negara yang paling pertama memanfaatkan sumber daya mineral di antariksa melalui penambangan di Bulan. Perusahaan Tiongkok, Origin Space, jadi salah satu yang paling disoroti dalam perkembangan aspek ini. 

Atas perkembangan-perkembangan ini, rasanya tidak berlebihan bila kita mengatakan bahwa Tiongkok kini menjadi salah satu negara yang paling berambisi mengembangkan program antariksanya.  

Baca juga :  The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Menarik kemudian untuk kita pertanyakan, bila Tiongkok melalui perusahaannya sudah bisa menambang mineral di Bulan secara efektif, bagaimana dampaknya bagi dunia, dan khususnya, Indonesia? 

tiongkok siap perang di dunia ai

Bisa Hancurkan Indonesia Bila Dilaksanakan? 

Program penambangan luar angkasa yang dilakukan oleh Tiongkok merupakan perkembangan teknologi yang menarik namun juga memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Hal ini karena Bulan diketahui menyimpan banyak mineral yang kini jadi konsumen utama negara-negara di dunia, seperti nikel, kobalt, dan titanium, 

Terkhusus nikel, perlu dipahami bahwa ia adalah salah satu komoditas yang sangat penting dalam berbagai industri, terutama dalam pembuatan baja, baterai, dan produk elektronik. Indonesia adalah salah satu produsen terbesar nikel di dunia, dengan kontribusi signifikan terhadap pasokan global. Namun, dengan program space mining Tiongkok, potensi penambangan nikel di luar angkasa dapat mengubah dinamika pasokan global secara signifikan. 

Jika Tiongkok berhasil dalam program ini, mereka dapat memperoleh akses langsung ke sumber daya mineral, termasuk nikel, di luar angkasa tanpa ketergantungan pada sumber daya di Bumi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap nikel dari sumber daya bumi, termasuk yang berasal dari Indonesia. 

Dampak terbesar dari penurunan permintaan terhadap nikel Indonesia adalah pada ekonomi negara tersebut. Industri penambangan nikel di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi ribuan orang dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang penting. Penurunan permintaan akan mengakibatkan penurunan produksi, yang pada gilirannya akan mengakibatkan pengurangan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada industri ini. 

Selain itu, penurunan harga nikel juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Indonesia telah mengalami fluktuasi harga komoditas secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan penambahan pasokan nikel dari luar angkasa dapat memperburuk kondisi ini. Penurunan pendapatan dari ekspor nikel dapat mengganggu neraca perdagangan dan kestabilan mata uang, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Baca juga :  Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Namun, persoalan ini tidak berhenti hanya sekadar di sektor ekonomi dan bisnis saja. 

sebelum tiongkok ada baterai nuklir ugm

Implikasi Besar pada Geopolitik 

Selain faktor ekonomi, ada juga aspek geopolitik yang perlu dipertimbangkan. Kita tidak boleh lupa bahwa Tiongkok adalah kekuatan ekonomi dan politik yang besar, dan dominasi mereka dalam penambangan luar angkasa dapat memberikan mereka keunggulan strategis dalam pasar mineral global.  

Bila kekuatan-kekuatan tersebut digabungkan, hal ini dapat mengurangi kekuatan tawar Indonesia dalam negosiasi perdagangan internasional dan meningkatkan ketergantungan negara tersebut pada ekonomi Tiongkok. Mineral tambang dari Indonesia, khususnya nikel, besar kemungkinannya akan sangat dipolitisasi dan cenderung dimonopoli secara internasional oleh Tiongkok. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bila nantinya program space mining Tiongkok semakin mumpuni, maka ia memiliki potensi untuk menyakiti ekonomi Indonesia, khususnya dalam hal penambangan mineral nikel.  

Dengan mengurangi permintaan dan harga nikel, program ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi, lapangan kerja, dan stabilitas geopolitik Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan ini dan memastikan keberlanjutan sektor penambangan nikel dalam jangka panjang. 

Namun, persis seperti kata Kapten James. T. Kirk dari serial film Star Trek: antariksa adalah “final frontier” umat manusia. Artinya, mau tidak mau perkembangan teknologi dunia akan semakin membawa kita dekat dengan manipulasi dan eksploitasi antariksa.  

Persis seperti penemuan Benua Amerika ketika masa kolonialisme silam, antariksa bisa dipastikan akan menarik perhatian para elite dunia yang ingin mendapatkan kekuasaan lebih. Kita harap saja di era baru ini Indonesia tidak menjadi negara yang tertinggal. (D74) 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

More Stories

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?