HomeTerkini100 Kedai Nyata dan Rencana Dunia Maya

100 Kedai Nyata dan Rencana Dunia Maya

“Melalui Kedai Jakarta kita ingin Jakarta menjadi kota ramah dan maju,” ujar Agus.


pinterpolitik.comRabu, 4 Januari 2017.

JAKARTA – Sebagai calon gubernur DKI Jakata, Agus Harimurti Yudhoyono memiliki ide brilian, ide ini dikhususkan bagi para kawula muda yang terus berkembang mengikuti zaman tapi tetap memperhatikan lingkungan, ditambah dengan tujuan pemberdayaan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Agus berencana membangun 100 Kedai Jakarta, tempat berkumpulnya anak-anak muda untuk mengembangkan hal positif untuk meeting, refreshing dan sharing secara face to face.

Dari hal tersebut terlihat jelas semangat Paslon Agus-Sylvi yang berkeinginan untuk terus membimbing anak-anak muda sebagai bibit masa depan Indonesia.

Beberapa waktu lalu Sandiaga Salahudin Uno memberi jawaban terhadap ide 100 Kedai Jakarta yang diutarakan AHY tersebut. Sandiaga Uno menilai generasi milenial tak terlalu butuh ruang fisik semacam itu, karena sudah ada internet.

Sandiaga Uno Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.

“Anak muda kumpul kalau kita lihat, mereka sudah tidak ada dalam ruang lagi. Mereka kumpulnya bisa di dunia maya, bisa di lapangan olahraga,” kata Sandiaga kepada wartawan.

Pasangan dari calon gubernur Anies Baswedan ini menjelaskan, bisa saja ruang di dunia maya dijadikan sarana membuat janji untuk bertemu di tempat tertentu, misalnya di lapangan olahraga. Namun pada dasarnya, ruang pertemuan fisik tak diperlukan sebagai hal utama.

“Bergerak tidak melihat bentuk fisiknya, tapi kita akan hadir di sebuah kecamatan dengan satu center (pusat) yang virtual. Dengan virtual itu, saya rasa generasi milenial itu sangat nyaman nanti kalau akan berkumpul,” kata Sandiaga. Tempat kumpul yang virtual itu akan diakomodasi dalam konsep One Kecamatan One Center (OKOC), yang bisa memberikan dorongan untuk kewirausahaan anak muda.

Baca juga :  Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

“Kalau kita memiliki zonasi-zonasi yang fleksibel dan memberi kemudahan milenial untuk membuat usaha, akan bisa berkumpul di tempat yang menurut saya tidak bisa ditentukan kumpul di mana. Tujuan kita ke depan kita kan bikin ekosistemnya, maka akan hadir sendiri tempat kumpul tempat mereka berkreasi,” tutur Sandiaga.

Respon dari Sandi tersebut dinilai apatis terhadap banyak kalangan. Pasalnya, teknologi tidak sebaiknya dijadikan sebagai patokan melulu untuk pembangunan dan infrastruktur. Mudah jika hanya mengatakan “kan sudah ada teknologi virtual yang memadai,” tapi sarana yang sebenarnya malah tidak ada. Seperti yang kita ketahui teknologi itu untuk membantu dan mempermudah, bukan sebagai acuan setiap saat. Respon Sandiaga Uno juga dinilai tidak nyambung dengan ide Anies.

Pertanyaannya,

  1. Masyarakat berkumpul di satu tempat saja sepeti OKOC yang Sandi katakan atau tempat virtual itu seperti apa ya maksudnya? Whatsapp? Line? Facebook?
  2. Apakah Sandiaga Uno lebih memilih para anak muda berkumpul di dunia virtual yang sulit diawasi?
  3. Anak muda milenial tidak lagi berkumpul dalam satu ruang melainkan di dunia maya? Apakah itu hal yang benar?

Melirik kondisi kota Jakarta yang semakin tertutup bangunan tinggi seperti apartemen, gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, ide dari AHY ini mengingatkan kita bahwa Jakarta juga harus memperhatikan infrastruktur sebagai Jakarta Smart City yang tidak melulu gedung, gedung dan gedung. Kedai sebagai sarana berkumpulnya masyarakat juga bisa dibarengi dengan pengadaan Taman Kota asri disekitarnya yang jauh dari polusi udara di Ibukota.

Dari sini wirausaha masyarakat bisa sangat cepat tumbuh berkembang dengan sendirinya, contohnya di Silicon Valley, Amerika saja, Coffee Shop penuh sesak dengan pengunjung yang bekerja di berbagai perusahaan high-tech. Ini membuktikan bahwa ide Kedai dari AHY sudah diterapkan di berbagai negara maju. (A11)

Baca juga :  Hasto dan Politik Uang UU MD3
spot_imgspot_img

#Trending Article

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...