HomeDuniaAS Tolak Calon Utusan PBB untuk Libya

AS Tolak Calon Utusan PBB untuk Libya

Amerika Serikat melalui duta besarnya untuk PBB, Nikki Haley, mengajukan keberatan bila mantan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad ditunjuk sebagai utusan baru PBB di Libya. Seperti dilansir Reuters, nama Fayyad diajukan oleh Sekertaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Sabtu (11/2).


pinterpolitik.com

PBB – Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan pada Sabtu (11/2) bahwa usulan untuk mencalonkan Fayyad semata-mata didasarkan pada kualitas pribadi dan kompetensinya menempati posisi itu. “Staf  PBB bekerja secara pribadi dengan kapasitas personal mereka. Mereka tidak mewakili pemerintah atau negara manapun,” kata Dujarric.

Fayyad sebelumnya merupakan mantan pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyelesaikan pendidikan di Texas. Ia juga perdana menteri Otoritas Palestina dari tahun 2007 hingga 2013, dan telah mendapatkan pujian di masyarakat Internasional atas usahanya memberantas korupsi dan membangun lembaga-lembaga publik Palestina yang efektif.

Tidak jelas apakah keberatan yang diajukan Haley berhubungan dengan berakhirnya pencalonan Fayyad atau bukan. Namun AS memiliki pengaruh yang signifikan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. “Amerika Serikat kecewa melihat surat yang menunjukkan niat untuk menunjuk mantan perdana menteri Otoritas Palestina untuk memimpin Misi PBB di Libya,” kata Haley.

Ia meng-klaim kalau PBB sudah terlalu lama berlaku tidak adil dan bias mendukung Otoritas Palestina yang merugikan sekutu AS di Israel. Haley juga menambahkan kalau Amerika Serikat “saat ini tidak mengakui adanya negara Palestina”.

Namun pernyataan Haley ini dibantah oleh Guterres. “Sekretaris Jenderal menegaskan kembali janjinya untuk merekrut individu yang berkualitas, menghormati keragaman daerah, dan mencatat bahwa di antaranya tidak ada Israel dan tidak ada Palestina untuk menunjuk siapapun mengambil tanggung jawab tinggi di PBB.”

Baca juga :  Membara! Iran-Israel Perang! 

Guterres menambahkan, ia memilih Fayyad untuk mengambil alih jabatan yang sebelumnya diduduki Martin Kobler, seorang diplomat Jerman yang telah menjabat sebagai wakil PBB sejak November 2015.

Walau bersikap oposisi pada Fayyad, namun Haley menyatakan kalau pemerintahan Trump ingin melihat konflik Israel-Palestina yang berumur puluhan tahun berakhir. “Kami mendorong kedua belah pihak untuk datang bersama-sama, langsung pada solusi.” Dewan Keamanan PBB masih belum memberikan keputusan mengenai hal ini.

Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina lebih pada permasalahan perebutan lahan, adanya pihak lain yang memiliki kepentingan masing-masing membuat permasalahannya menjadi rumit dan berlarut-larut hingga puluhan tahun. Bila AS ingin membantu, seharusnya negara tersebut tidak memihak dan berlaku adil pada keduanya, bukan hanya kepentingan sekutunya saja. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...