HomeDuniaArab Saudi Dukung Kebijakan AS

Arab Saudi Dukung Kebijakan AS

Pada saat sebagian besar negara mengecam kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  yang melarang tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim, ternyata negara-negara Arab malah menyatakan dukungnya. Ada apa dibalik dukungan ini?


pinterpolitik.comKamis, 2 Februari 2017

UNI EMIRAT ARAB – Negara Arab yang mendukung pelarangan ini adalah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Arab Saudi melalui Menteri Perminyakannya, Khalid al-Falih, mengatakan kepada BBC bahwa Amerika Serikat mempunyai hak untuk mengurangi risiko bahaya bagi rakyatnya.

Upaya untuk mengurangi risiko itu termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika. Khalid juga mengatakan bahwa kritikan terhadap kebijakan pelarangan itu terlalu berlebih-lebihan.

Hal senada juga diutarakan oleh Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan. Ia mengatakan bahwa kebijakan pelarangan masuk ini harus dihormati karena keputusan tersebut berasal dari negara yang berdaulat.

Seperti yang diketahui, Saudi dan UAE adalah sekutu dari Amerika. Jadi walaupun mereka negara mayoritas muslim, Amerika tidak akan mau menyentuh negara yang mempunya kepentingan dengan di dalamnya. Baik itu kepentingan politik maupun sebagai mitra dagang.

Kerjasama Amerika dan Arab Saudi sendiri sudah berlangsung lama, kedekatan keduanya dimulai sejak pemerintahan Presiden Franklin Roosevelt, lebih dari 70 tahun lalu.

Amerika di era pemerintahan Obama pun diketahui menjual senjata ke Arab Saudi senilai US$ 95 juta. Ini menjelaskan kalau Arab Saudi adalah partner vital bagi Amerika dalam kerjasama di bidang keamanan.

Posisi Arab Saudi dan UAE semakin strategis di era pemerintahan Trump, latar belakang Trump yang berasal dari seorang pebisnis akan melihat peluang bisnis yang besar dengan kedua negara tersebut, khususnya bisnis minyak mentah yang sangat melimpah di kedua negara tersebut.

Baca juga :  Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo "Sakti"?

Arab Saudi dan UAE pun mempunyai kepentingan dengan Amerika, jika kedekatannya dengan negara adidaya tersebut terus membaik, maka semua pergerakan dagang kedua negara itu akan aman dan dilindungi. Jadi sangat wajar jika Arab Saudi dan UAE akan mendukung penuh setiap kebijakan dari AS selama kebijakan tersebut tidak merugikan kedua negara tersebut. (berbagai sumber / A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...