HomeNalar PolitikDjan Faridz Spesialis ‘Balik Badan’

Djan Faridz Spesialis ‘Balik Badan’

Kubu PPP versi Djan Faridz memilih untuk nggak dukung Jokowi di 2019 nanti. Katanya kebijakan pemerintah selama ini nggak adil. Benar begitu?


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]ayaknya perpecahan atau faksi nggak hanya terjadi di dalam tubuh Partai Golongan Karya (Golkar),  tapi juga terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ada dua kubu dalam tubuh PPP saat ini yaitu kubu PPP versi Romahurmuziy alias Romi dan kubu PPP versi Djan Faridz.

Perpecahan tersebut sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 2015 lalu. Kala itu, kubu Romi dinyatakan kalah dari kubu Djan Faridz di Mahmakah Agung (MA). Akan tetapi, kubu Romi mengajukan banding dan akhirnya berbalik menang atas kubu Djan Faridz dalam sidang di MA pada bulan Juni 2017.

Kubu Romi dianggap sebagai PPP yang sah, sedangkan kubu Djan Faridz dianggap gadungan karena nggak ada Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Akan tetapi, Kubu Djan Faridz kelihatannya nggak ikhlas dengan kekalahannya.

Hal ini terlihat dalam dukungannya terhadap Sudirman Said pada Pilkada Jawa Tengah (Jateng) nanti. Kayaknya, Kubu Djan Faridz nggak nyadar ya, kalau dukungan tersebut nggak bakal ngefek terhadap Pak Sudirman. Soalnya mereka kan udah dianggap gadungan.

Mungkin ini yang membuat kubu Djan Faridz disindir oleh kubu Romi. Mereka dinilai ‘bermuka dua’ terhadap pemerintah. Well, kubu Djan Faridz akhirnya mundur dari koalisi pemerintah dengan alasan kinerja pemerintah selama ini nggak adil.

Melihat sikap politik yang ditunjukkan oleh kubu Djan Faridz tersebut, sebenarnya itu bukan lagi cerita baru. Manuvernya udah kebaca kok saat Pilkada DKI Jakarta kemarin. Mulanya ia mati-matian mendukung Ahok-Djarot. Tapi setelah Ahok-Djarot kalah, ia malah mengambil ancang-ancang untuk merapat ke kubu Anies-Sandi. Setelah itu terang-terangan memberikan dukungan tambahan kepada Gerindra untuk mengusung Sudirman Said di Jateng.

Baca juga :  Open House Terakhir Jokowi…

Dengan demikian, bisa dikatakan kubu Djan Faridz memiliki syawat politik yang besar. Bisa jadi alasan untuk ‘balik badan’ dari pemerintahan Jokowi lantaran sakit hati karena nggak dapat SK dari Kemenkumham. Atau karena ada kontrak politik dengan rajawali, siapa yang tahu? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Bukan Teruskan Jokowi, Prabowo Perlu Beda?

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto selalu sebut akan lanjutkan program-program Presiden Jokowi, Namun, haruskah demikian? Perlukah beda?

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...