Pinter EkbisBanyak Anak Muda Gagal KPR Karena PayLater

Banyak Anak Muda Gagal KPR Karena PayLater


PinterPolitik.com

Anak muda dewasa ini semakin cenderung mengadopsi gaya hidup yang serba instan, termasuk dalam hal pembelian barang dan jasa.

Salah satu tren yang semakin populer adalah penggunaan layanan PayLater. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian tanpa harus membayar secara langsung, namun membayar nanti dalam jangka waktu tertentu.

Meski terdengar menguntungkan, penggunaan PayLater oleh anak muda juga membawa konsekuensi yang perlu dipertimbangkan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini menyebutkan jika banyak anak muda di Indonesia yang gagal untuk mengajukan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) karena terganjal utang ratusan ribu rupiah di payLater.

Tunggakan utang payLater kini sudah masuk ke dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) atau sebelumnya bernama BI Checking.

“Salah satu bank yang menyediakan banyak kredit untuk KPR mengatakan ‘Bu ini banyak anak-anak muda yang nggak bisa dapat karena udah kena di SLIK-nya padahal dia hanya utang di payLater itu berapa ratus ribu tetapi macet,” Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK (24/8/2023).

Fenomena penggunaan PayLater oleh anak muda mengundang pandangan beragam. Di satu sisi, ini dapat memberikan kemudahan akses terhadap barang dan jasa tanpa perlu mengeluarkan uang tunai secara langsung.

Dalam era digital ini, transaksi pun semakin mudah melalui platform digital dan aplikasi perbankan. Namun, dampaknya juga patut diperhatikan.

Kebiasaan menggunakan PayLater dapat membuat anak muda lebih impulsif dalam berbelanja dan kurang memperhatikan aspek keuangan jangka panjang.

Salah satu bahaya yang muncul adalah akumulasi utang yang tidak terkendali. Anak muda yang terbuai dengan fasilitas PayLater bisa saja mengabaikan kewajiban pembayaran pada akhir periode.

Selain itu, ketergantungan pada PayLater juga bisa mengganggu pembentukan kebiasaan pengelolaan keuangan yang sehat. Anak muda cenderung tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya karena ketersediaan kredit yang mudah.

Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan jangka panjang dan kesulitan dalam mencapai tujuan finansial yang lebih besar, seperti memiliki tabungan, berinvestasi, atau merencanakan masa depan secara matang.

Penting bagi anak muda untuk memahami bahwa penggunaan PayLater sebaiknya dilakukan dengan bijak. Pemahaman tentang bagaimana layanan ini bekerja, kewajiban pembayaran tepat waktu, dan dampak dari penggunaan kredit perlu menjadi prioritas. (S83)

Exclusive content

Latest article

More article