HomeBelajar PolitikPremium Tak Naik, Oposisi Gagal Nyinyir

Premium Tak Naik, Oposisi Gagal Nyinyir

“Kesiapan seperti apa yang dimaksud presiden? Bagi saya tidak ada alasan itu.” ~ Ferdinand Hutahaean


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]angat disayangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium tidak jadi naik. Bila saja premium jadi dinaikkan pasti hari ini, sudah banyak konsolidasi aksi dari oposisi sampai mahasiswa yang bertekad membanjiri jalan demi jatuhkan rezim Jokowi.

Setidaknya bila Jokowi tidak jatuh dari singgasananya, maka elektabilitasnyalah yang akan ambruk. Selain elektabilitas yang jatuh, mungkin kasus Amien Rais dan Ratna Sarumpaet pun ikut jatuh karena kalah mewah dibanding isu kenaikan bahan bakar jenis premium ini.

Hal ini terbukti saat kita membaca tanggapan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka mengaku pembatalan kenaikan harga BBM jenis premium sangat politis. Anggota Direktorat Hukum BPN Ferdinand Hutahaean mengatakan pembatalan kenaikan premium adalah upaya pemerintah untuk menghadirkan sosok pahlawan, yaitu Presiden Jokowi.

Hmm, giliran harga premium naik dibilang Jokowi manusia kamvret, tapi di saat Jokowi bertekad jaga harga minyak bersubsidi, banyak yang bilang Jokowi sok pahlawan sok dermawan. Jadi maunya apa sih kalian? Click To Tweet

Kalau menurut kalian gengs, tanggapan apa nih yang cocok untuk isu ini? Kita bilang Jokowi sok dermawan atau kita bilang Jokowi telat balas pesan dari Menteri Ignasius Jonan? Atau kita bilang oposisi cuman cari makanan demi kemapanan suara Pilpres 2019? Weleh-weleh.

Nah, kalau menurut Ferdinand, tidak mungkin seorang menteri mengumumkan kenaikan harga BBM tanpa berkonsultasi dengan presiden. Adanya arahan presiden untuk menunda kenaikan, kata dia, hanya merupakan sandiwara.

Terus kalau ini sandiwara, bukannya kita harus memberi apresiasi kepada Jokowi dan menterinya? Sebab Jokowi dan menterinya berhasil membuat sandiwara yang gemulai tanpa harus menyakiti hati para umat manusia? Wkwkwk.

Masih bagus sandiwara yang diciptakan Jokowi dan menterinya tidak seperti sandiwara yang diciptakan Prabowo dan jubirnya. Wkwkwk, kalau benar Jokowi dan menterinya sandiwara, hitung aja lah ya, jadi impas satu satu buat membalas kasusnya Prabowo dan Ratna Sarumpaet.

Menurut kalian gimana gengs, apakah kasus plin-plan Jokowi bisa ditolerir? Atau kasus ini masih belum bisa diterima sebab kalian masih anggap Jokowi curang menggunakan lembaga negara untuk merebut suara?

Hmm, kalau menurut eyke sih namanya juga presiden, ya mau gimana juga doi kan yang berkuasa. Nanti kalau sudah tidak berkuasa juga sama saja nasibnya, kayak yang sekarang kebelet cari kekuasaan. Belum tentu juga yang nantinya akan berkuasa bisa bijak menggunakan jabatannya. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...