HomeBelajar PolitikFarhat Berpotensi Jadi Sarumpaet

Farhat Berpotensi Jadi Sarumpaet

“Mirip tidak harus sama, mirip bisa saja sama, sama bisa saja hanya sekedar mirip. Mirip-mirip dan sama-sama saja.”


PinterPolitik.com

[dropcap]F[/dropcap]arhat Abbas dipecat dari Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Pernyataan ini langsung dikeluarkan oleh Sekretaris Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto.

Hasto menuturkan, laporan Farhat Abbas terhadap partai koalisi lawan terkait penyebaran berita bohong atas kasus Ratna Sarumpaet adalah tindakan pribadi. Hasto membantah pernyataan Farhat yang mengatasnamakan laporannya mewakili tim kampanye Jokowi-Ma’ruf. Wkwkwk.

Mungkin seperti ini di balik skema pemecatan Farhat, langsung saja kita ke TKP:

Jokowi: To, Hasto kamu di mana?

Hasto: Siap, saya di rumah pak!

Jokowi: Sini mampir ke Istana, ngopi sambil nobar press conference Sarumpaet. Rame nih anak-anak juga pada ngumpul.

Hasto: Yoyoy pak ,otw ya. Oh iya, mau nitip enggak pak, saya mau mampir ke Indopirit dulu nih.

Jokowi: Boleh lah kuaci sekerdus ya!

Setelah Hasto sampai di Istana Negara, mereka semua duduk asik di depan layar televisi sambil memantau kesaksian yang akan diberikan Sarumpaet terkait kabar pemukulan terhadap dirinya.

Kurang lebih 30 menit kesaksian yang diberikan Sarumpaet tentang apa yang telah terjadi pada dirinya. Bagai mendapat emas berlian Jokowi dan koalisi mendengar kesaksian Sarumpaet itu dengan seksama.

Tetapi menjadi berbada dengan Prabowo dan koalisi, seakan dilempar kotoran yang tertempel di wajah mereka semua sebab kabar bohong yang terucap dari mulut Sarumpaet sangatlah menyakitkan. Weleh-weleh.

Rasa bahagia yang dirasakan Jokowi dan koalisi seakan tidak ingin dirusak oleh kehadiran Farhat Abas di koalisinya. Tak lama dari kasus ini, Farhat yang tergabung juga dalam tim koalisi Jokowi-Ma’ruf langsung mengambil tindakan yang cukup tegas seakan tidak ada kompromi. Farhat membuat laporan kepada pihak kepolisian.

Baca juga :  Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Jokowi: Weleh-weleh, Sarumpaet ini ada-ada saja yah! Untung saja Polri cepat menyelidiki kasus ini. Selamat kan citra saya dan koalisi. Ehehehe.

Hasto: Btw, pak bagaimana nih kelanjutan kasus, mau kita perpanjang atau kita biarkan saja?

Jokowi: Sudah lah cong! Biarkan saja, kasihan kan sudah tua, lagian kan dia juga sudah mengakui. Biarkanlah dia kena sanksi sosial, dipenjara juga buat apa, padat-padatin kuota aja cong!

Hasto: Yah pak, tapi Tim pemenangan kita sudah ada yang lapor tuh!

Jokowi: Siapa cong? Gile bener itu orang!

Hasto: Itu pak Abbas, iya Farhat Abbas…

Jokowi: Alah, udah pecat aja daripada nanti nasib kita kaya Prabowo, emang kamu lupa si Abbas itu orangnya gimana? Jangan sampai blunder cong!

Hasto: Yoyoy pak, 86!

Intinya dari semua ini PDIP nyari aman. Daripada kena kasus Sarumpaet, mending Farhat dipecat duluan! Wkwkwk. Lagian juga gugatan Farhat inisiatif pribadi, tidak mewakili tim kampanye Jokowi-Ma’ruf. Click To Tweet

Gimana gengs menurut kalian, tepatkah Jokowi memecat Farhat dari timnya? Atau Jokowi terburu-buru ambil sikap? (G35)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...