HomeBelajar Politik17,5 Juta Pemilih ‘Blunder’ Mendagri?

17,5 Juta Pemilih ‘Blunder’ Mendagri?

“Kebijakan tentang tanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli sudah berlangsung lama, sejak Kemendagri menggunakan Simduk.” ~ Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh 


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]erdasarkan survei penduduk Antar Sensus (Supas) di tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 diproyeksikan menyentuh 266,91 juta jiwa.

Nah, kalau kita lihat lagi dari data tersebut apakah menjadi mungkin sekitar 17,5 juta jiwa dari 266,91 juta jiwa lahir di tanggal yang sama? Temuan ini sempat bikin heboh karena 17,5 juta jiwa itu masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.

Hmmm, sepertinya tidak mungkin lah ya soalnya dalam satu tahun ada 365 hari dan 12 bulan, masa sih jumlah sebanyak itu bisa lahir bertepatan ditanggal dan bulan yang sama. Weleh-weleh.

Kalau menurut juru debat BPN Ahmad Riza Patria, berdasarkan data yang berhasil ditemukan Tim BPN, ada sekitar 17.553.708 data calon pemilih mencurigakan. Sekitar 9.817.003 pemilih yang lahir pada 1 Juli, 5.377.401 pemilih lahir pada 31 Desember, dan 2.359.304 pemilih lahir pada 1 Januari. Hal ini tidak mungkin sebab, kesamaan tanggal lahir seperti ini harusnya paling banyak terjadi hanya sekitar 400-500 ribu jiwa saja.

Kalau sudah begini data yang mencapai 17,5 juta itu gimana penjelasannya? Masa sih sekelas lembaga negara bisa mengalami masalah data sampai sebanyak itu? Ckckckck.

Eh, tapi sebentar dulu bro kita jangan buru-buru salahin Mendagri, dengan alasan “Wah mentangmentang satu partai sama petahana nih.” Atau mengaitkan dengan isu lain “Parah blunder terus kasus kepemilikan E-KTP WNA belum selesai ditambah lagi masalah tanggal lahir yang mencurigakan.” Sebab dalam kasus ini beda lagi nih bro.

Menurut Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh, banyaknya kesamaan yang ditemukan oleh PBN Prabowo-Sandi sebenarnya menjadi wajar karena, tanggal yang ditemukan itu sangat sesuai dengan kebijakan Simduk yang mulai diterapkan pada 2004. Hal ini dilakukan untuk masyarakat yang merasa lupa kapan tanggal lahirnya. Karena itu, penerapan kebijakan ini bukan secara tiba-tiba.

Baca juga :  Puan x Prabowo: Operasi Rahasia Singkirkan Pengaruh Jokowi?

Nah, kalau sudah begini jelas kan sudah tidak ada dusta lagi diantara kita. Nah, tapi jangan sampai hal itu jadi ruang buat kelompok tertentu buat melakukan kecurangan. Kemendagri juga harus bisa meyakinkan publik kalau mereka memang bekerja buat masyarakat, bukan buat kandidat tertentu. (G42)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...