HomeData PolitikDibalik Safari Rini ke Ponpes

Dibalik Safari Rini ke Ponpes

PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]enteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di sejumlah daerah Jawa Timur pada 8 Mei 2017. Kegiatan Kunker Rini diawali dengan landing nya pesawat Batik Air ID 6370 yang membawa rombongan Kementerian BUMN di Bandara Internasional Juanda, Surabaya Pukul 7.20 WIB.

Dalam Kunker tersebut, Menteri Rini dijadwalkan akan melakukan revitalisasi Pabrik Gula (PG) Asembagus di Situbondo, Jawa Timur. Rini juga didapuk untuk membuka program Modernisasi dan Peningkatan Kapasitas Giling 6.000 TCD (Ton Cane per Day), dan meletakkan batu pertama menandai dimulainya proyek tersebut.

Direvitalisasinya PG Asembagus dharapkan tahun depan produksi bisa meningkat dua kali lipat, dari 3.000 ton per hari menjadi 6.000 ton per hari. Dengan adanya  peningkatan kapasitas giling Rini berharap semua petani di Situbondo semakin terdorong menanam tebu untuk mengimbangi peningkatan kapasitas giling yang ada di PG Asembagus.

Menurut Rini, lahan-lahan di Situbondo memiliki potensi yang bagus dan sangat kondusif untuk tanaman tebu, apalagi ada sebagian lahan milik Perhutani yang mungkin bisa dimanfaatkan. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan dengan membuat program kerjasama antara PG dengan Perhutani, dan juga pondok-pondok pesantren untuk meningkatkan tanaman tebu di Situbondo.

Terkait agenda revitalisasi di PG Asembagoes, ada yang menarik dalam agenda Kunker Rini kali ini ke beberapa daerah di Jawa Timur. Menteri Rini sebelum melakukan revitalisasi Pabrik Gula (PG) Asembagoes di Situbondo, bersilaturrahmi ke pengasuh Ponpes Sukorejo, Ponpes asuhan KHR Azaim Ibrahimy dan sempat meresmikan salah satu asrama putri untuk santriwati ponpes atas permintaan pengasuh pondok.

Bukan itu saja, setelah menandatangani Prasasti, Menteri BUMN Rini Soemarno yang didampingi 7 stafnya dan beberapa Direksi BUMN kembali melanjutkan kunjungan menuju Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Ponpes Langitan Tuban, Ponpes Mambaus Shalihin Suci Manyar Gresik dan Ponpes Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo yang katanya juga untuk bersilaturahmi.

Tidak diketahui dengan pasti apa maksud dan tujuan safari Rini ke beberapa Pondok Pesantren di Jawa Timur itu. Seperti akhir kunjungannya di Ponpes Bumi Shalawat, Sidoarjo. Rombongan Rini tiba Di Ponpes tersebut pukul 18.45 dan disambut Pengasuh Ponpes KH Agoes Ali Masyhuri atau akrab di sapa Gus Ali.

foto: jawapos

Di sana Rini terlihat tak banyak bicara dan mengungkapkan, kehadirannya sebatas silaturahmi. ”Cuma kunjungan saja kok. No comment ya,” ujar Rini.

Setelah melihat-lihat beberapa fasilitas di Ponpes Bumi Shalawat, rombongan Menteri BUMN lalu bertolak ke Bandara Juanda pada pukul 19.20. Dalam keterangannya, Gus Ali mengungkapkan, bahwa kedatangan Rini dan jajaran hanya untuk bersilaturahmi. ”Mohon doa terkait keselamatan bangsa dan negara. Kunjungan saja,” katanya.

Gus Ali menambahkan, Rini juga berharap ekonomi Indonesia aman. Termasuk soal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Saya bilang ke dia (Rini), sudah kewajiban kiai dan umat Islam di seluruh Indonesia untuk mengawal NKRI. Karena NKRI merupakan bentuk final negara Indonesia,” pungkasnya.

Makna Safari Rini ke Ponpes

Terkait safari Menteri Rini ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) menuai beberapa pertanyaan. Apakah safarinya tersebut didasarkan pada kapasitasnya sebagai Menteri yang memimpin ratusan BUMN untuk menggarap semua potensi bisnis yang ada dan bisa disinergikan dengan BUMN – BUMN ? Apakah kunjungan Rini semata-mata dilakukan untuk mengemban tugas dalam pemenuhan target dari program-program yang dicanangkan pemerintah?

Atau apakah ada maksud lain, mengingat citra BUMN yang kian terpuruk sepanjang tahun lalu hingga saat ini. Mulai dari banyaknya kasus korupsi yang menjerat para pimpinan BUMN, kasus sengketa lahan antara BUMN dengan warga yang banyak terjadi hingga masalah penutupan pabrik semen di Rembang Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Kita tidak tahu dengan pasti apa tujuan Menteri Rini tersebut. Namun yang pasti terkait safari Rini ke beberapa Ponpes di Jawa kiranya bukan hal pertama yang dilakukannya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, dan Menteri BUMN Rini Soemarno juga ikut mendampingi Presiden melakukan peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren Buntet pada 13 April 2017.

foto: setkab.go.id

Untuk diketahui Ponpes Buntet, Cirebon, Jawa Barat, memiliki santri yang jumlahnya lebih dari 6 ribu. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian BUMN memberikan bantuan berupa pembangunan fasilitas pendidikan.

“Santri di Pondok Buntet Pesantren ada 5.600-an. Kalau ditambah yang pulang balik jadi lebih dari 6.000. Butuh fasilitas yang belum terpenuhi, dan kami minta bantuan ke Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno, yang alhamdulillah beri bantuan pertama GOR senilai Rp 6,5 miliar yang (proyeknya) ditangani WIKA,” ujar Ketua Yayasan KH Adib Rofiuddin, pada (13/4/2017).

Selain itu, ada bantuan berupa sekolah tarbiyah dari Bulog, 4 gedung untuk perguruan tinggi dari BRI, Madrasah Ibtidaiyah Wathaniyah senilai Rp 1,2 miliar dari Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri, bangunan MCK dari Bank Mandiri, serta bangunan keperawatan dari BRI.

Sementara terkait bantuan yang diberikan BUMN itu, Presiden Jokowi menyatakan sudah diinformasikan oleh Menteri Rini sejak 3 bulan lalu.

“Tiga bulan lalu Menteri BUMN bisik-bisik ke saya, ‘Pak Presiden, BUMN akan memberikan bantuan ke Ponpes Buntet’, jawaban saya saat itu, ‘Silakan kalau itu untuk Pesantren Buntet’. Jawaban saya hanya itu. Tapi saya kaget saat KH Adib sampaikan ternyata bantuan yang diberikan luar biasa besarnya,” terang Jokowi.

Sementara Menteri Rini mengatakan bahwa ia terus mendorong sinergi antara BUMN dengan pondok pesantren terutama dalam hal perbaikan ekonomi pesantren setempat.

“Kami dorong sinergi antara BUMN dengan pesantren, terutama dalam hal perbaikan ekonomi. Namun di satu sisi, BUMN memang harus menyehatkan diri selaku korporasi,” kata Rini saat berkunjung ke Pesantren Zainul Hasan Genggong di Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada (8/5/2017).

Menurutnya, BUMN juga harus bisa membantu masyarakat terutama umat muslim untuk meningkatkan ekonominya karena salah satu program BUMN yakni “BUMN Hadir Untuk Negeri” dan hal itu sudah ditekankan oleh Presiden Joko Widodo.

“Kami mencanangkan program bagaimana bisa menyejahterakan masyarakat melalui kerjasama dengan BUMN secara teknis maupun membantu dalam bidang infrastruktur sehingga umat muslim terutama santri di pesantren ini bisa mendapatkan perbaikan sarana dan prasarana, ekonomi maupun pendidikan,” tuturnya.

Ia mengatakan sinergi antara BUMN dengan pesantren bisa dilakukan dalam sektor usaha, seperti pendirian stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) atau stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE).

“Dalam bidang pendidikan bisa juga membangun sekolah menengah kejuruan atau balai pelatihan sehingga santri bisa lebih memiliki kemampuan ketika terjun di lapangan kerja,” katanya.

Rini juga melihat di sekitar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong terdapat banyak pabrik gula (PG) sehingga jika ada lahan bisa dimanfaatkan untuk menanam tebu karena berguna untuk mendukung produktivitas gula nasional.

Ia mengatakan tujuan pesantren ini selaras dengan Nawacita Presiden Joko Widodo pada poin ke-8 yakni revolusi karakter, sehingga penanaman iman dan akhlak akan membentuk generasi yang religius nasionalis.

“Tentunya generasi seperti ini yang kita harapkan bisa terwujud seperti yang dicetuskan oleh Proklamator Kemerdekaan, sekaligus Presiden pertama RI Soekarno yakni berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian berdasarkan budaya bangsa,” pungkasnya.

Sumber : https://www.bumnwatchdog.com/dibalik-safari-rini-ke-ponpes/

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...