HomeNalar PolitikKader Parpol Susupi KPK

Kader Parpol Susupi KPK

Seleksi calon penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah berlangsung, dan ternyata banyak partai politik (Parpol) yang ikut berminat menyusupi kadernya.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]J[/dropcap]abatan Penasihat KPK merupakan posisi yang strategis, karena harus bisa memberikan solusi atas kasus-kasus atau isu-isu terkait pemberantasan korupsi, termasuk bila ada oknum penyidik yang “bermain” maupun serangan bagi KPK.  Oleh karena itu, pekerjaan Panitia Seleksi Calon Penasihat KPK yang tengah bekerja saat ini, cukup menarik perhatian Parpol.

Hingga saat ini, Panitia Seleksi (Pansel) Calon Penasihat KPK sudah menyeleksi sekitar 3.256 pendaftar dan akan ada 34 calon yang dinyatakan lolos syarat administrasi. Selanjutnya, setelah melalui serangkaian tes, akan tersaring 13 nama yang lolos untuk mengikuti tahap wawancara. Dari tes tersebut, akan tersisa 8 nama  yang kemudian dipilih lagi hingga menjadi 5 orang saja.

“Posisi penasihat KPK saat ini menjadi rebutan parpol,” bisik seorang sumber di Jakarta, Selasa (28/3) malam. Menurutnya, meski ada kader yang ikut calon seleksi tersebut, namun jangan langsung dituding untuk mengintervensi kasus-kasus yang tengah digodok oleh lembaga tersebut. “Yang penting kader itu bersikap profesional,” tegasnya, meyakinkan.

Bagi si sumber, masuknya kader tersebut dalam bursa pencalonan juga tidak maksudkan untuk memangkas UU KPK dan UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). “Tidak mungkin. Kader kami juga banyak yang terkena KPK. Tetapi, itu bukan berarti kami menggiring ke isu pemangkasan wewenang KPK,” katanya.

Menurutnya, seleksi calon penasihat KPK bisa juga diartikan sebagai pembuktian pada publik bahwa parpol juga tegas menolak segala bentuk korupsi. “Ingat, kader itu merupakan calon yang mempunyai pandangan tegas terhadap pemberantasan korupsi, dan karenanya kerap kami undang untuk menjadi pengajar di pendidikan kader kami. Kami juga tentunya menyodorkan “kader” terbaik. Ini buat KPK,” pungkasnya.

Baca juga :  Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Walaupun parpol memberikan kader yang terbaiknya, namun sebaiknya para kader itu melepaskan kepartaiannya bila ingin memasuki KPK. Kader yang masih menggunakan baju parpolnya, hanya akan menghadirkan konflik kepentingan di kemudian hari. Mungkin ini juga menjadi batu ujian bagi pansel dalam menyeleksi para calon, semoga saja mereka mampu memilih anggota Penasihat KPK yang independen dan kompeten pada tugas dan kewajibannya kelak. (Suara Pembaruan/R24)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Kuda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...