HomeBelajar PolitikJokowi Hanya Bisa Ngomong?

Jokowi Hanya Bisa Ngomong?

 “Jangan pernah berharap pengadilan dunia sebaik pengadilan milik Tuhan!”


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]syik-asyik joss nih gengs. Penasehat debat bidang hukum, HAM, korupsi dan terorisme kubu Jokowi-Ma’ruf Amin yang juga Ketum PBB, Yusril Ihza Mahendra sudah angkat bicara bahwasanya isu HAM bukanlah kendala junjungannya.

Sebab bagi Yusril, selama empat tahun pemerintahan Jokowi, tidak ada pelanggaran HAM berat sama sekali. Jokowi juga diangap sudah menerapkan keadilan dan kepastian hukum. Ah, masa syih? Wkwkwk.

Selain itu, bagi Yusril, terkait penagihan penyelesaian kasus HAM masa lalu, kubu Jokowi sudah memiliki jawabannya. Menurutnya, apa yang ditudingkan kepada Jokowi tidaklah bisa dilimpahkan begitu saja seluruhnya kepada sang presiden. Waduh!

Terus, waktu debat Pilpres 2014 maksudnya apa dong? Bisa saja bang kalau mau ngeles. Jadi nanti kalau di debat tahun ini ditanya soal HAM, Jokowi bilang gini:

Slow-slow, memang empat tahun ini saya belum bisa menyelesaikan kasus HAM. Tapi tenang, insya Allah tahun ini saya dan Ma’ruf Amin bisa dengan mudah kok selesaikan kasus-kasus yang meresahkan masyarakat itu”.

Gimana bang pertangungjawabannya? Apa jadi kita boleh bilang begini ke Jokowi:

Alah Jokowi! Kipak (ngibul) terus, jangan percaya deh cuy! Boro-boro doi mau janji nyelesain kasus HAM, wong janjinya berdikari dalam bidang ekonomi dan pangan aja enggak ada tuh yang terimplementasi dengan baik!

Uppss, bercanda ya bang, awas, jangan baper loh. Click To Tweet

Okelah gengs kalau masalah yang baru saja eyke bilang tidak ada titik temunya. Intinya Yusril bilang masalah HAM yang pernah dimaksudkan oleh Jokowi soal kasus HAM masa lalu itu harus diadili melalui pengadilan HAM Ad Hoc. Yusril bilang demikian karena ia memahami UU Pengadilan HAM, selaku penyusunnya.

Baca juga :  Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Jadi pengadilan HAM ad hoc itu harus dimulai dengan pembentukan tim pencari fakta oleh DPR, serta harus melalui usulan oleh DPR.

Jadi, semakin jelas deh gengs, mengapa Jokowi dan presiden-presiden sebelumnya tidak bisa menyelesaikan kasus HAM yang pernah terjadi di masa lalu. Wong DPR-nya kan juga ada yang dari kubu sebelah. Terus juga kan di kubu Jokowi kalau eyke enggak salah juga ada tuh yang namanya tercatut dalam kasus pelanggaran HAM masa lalu. Betul apa betul? (G35)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...