HomeCelotehLebih Cepat, Lebih (Gak) Baik

Lebih Cepat, Lebih (Gak) Baik

“Engkau yang pertama, tapi belum tentu yang terbaik. Kembalilah…”


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]T[/dropcap]erasa romantis ungkapan komisioner KPU yang berbisik kepada Pak HT dan Partai Perindo yang tersebar di berbagai daerah untuk lekas kembali melengkapi berkas pendaftaran sebagai peserta pemilu 2019.

Gegap gempita terkadang membuat kita terlena dan terninabobokan. Kadang juga ketika kita sibuk fokus pada satu hal, yang lain akan terlupakan. Mungkin ini yang dialami oleh Pak HT dan partainya.

Pak HT sebelumnya menyampaikan, ditandai dengan pawai ribuan kader yang mengiringi Pak HT menuju meja pendaftaran KPU akan dimeriahkan sejumlah penampilan reog ponorogo dan beragam tampilan lainnya. (Baca juga: Gerak Jalan Mars Perindo)

Saat pawai dimulai menandakan semua DPD Perindo yang berada di seluruh Indonesia melakukan pendaftaran secara serentak di masing-masing Kantor KPUD agar terdaftar sebagai peserta pemilu 2019.

Namun, ternyata berkas yang diajukan DPD Perindo di berbagai daerah cenderung tak berbuah manis. Lebih dari 30 berkas dari DPD Perindo Kota dan Kabupaten dikembalikan KPUD setempat karena dinilai belum lengkap.

Makanya jangan terlalu sibuk pawai ya pak, persyaratan berkasnya jadi kelupaan dan tidak lengkap kan. Hmmm…

Sebagai penyelenggara pemilu, KPU sekali-kali harusnya memberikan apresiasi dalam bentuk anugerah penghargaan kepada Partai Politik. Contohnya kepada Pak HT dan partainya.

Tentunya Pak HT dan partainya pasti menyabet posisi juara 1 di dua kategori sekaligus. Yaitu Juara 1 dulu-duluan daftar dan juara 1 berkas cepat dikembalikan oleh KPU. Congratsss…

Nyanyi dulu deh biar kaya orang-orang hehe.

“We are the champions, my friends, And we’ll keep on fighting ‘til the end,” syalalalalala

(Baca juga: Mars Perindo Om Harry)

Usut punya usut, ternyata eh ternyata. Partai Perindo kesibukan mengurusi dan mempersiapkan pawai yang mengiringi HT menuju Kantor KPU Pusat. Alhasil, berkas-berkasnya jadi kelupaan dilengkapi. Jadi, mau tak mau berkas dikembalikan untuk dilengkapi terlebih dahulu.

Jadi yang mau dinilai penampilan pawainya atau dinilai berkasnya Pak HT?

Kalau Pak HT dan partainya mau dinilai dari penampilan pawainya, lebih baik mumpung masih menjabat sebagai CEO perusahaan media, Pak HT bisa membuat program ajang pencarian bakat di bidang seni yang ditujukan untuk para politisi sehingga memberikan wadah yang tepat. Jangan cuma mars partainya aja. (Baca juga: Jalan Terjal Perindo)

Apa mungkin Partai Perindo menganggap pawai heroik kemarin menjadi penilaian KPU untuk verifikasi syarat partai peserta pemilu? Entahlah. Rasanya tidak juga.

(Z19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...