“Banyak manusia terbiasa berpikir bijaksana tetapi melakukannya secara ceroboh.” ~Anatole France
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) bercerita di acara Deklarasi Relawan Rhoma for PAS (Prabowo-Sandi) di Soneta, Depok, kalau dirinya kerap mendaki gunung, lewati lembah, keliling Indonesia. Waduuuh, Bapak ini jelmaan Ninja Hatori atau gimana? Wkwkwk, becanda.
Ternyata gaes, kehadiran Ketum MPR RI ini keliling Indonesia bukan tanpa maksud. Konon hal tersebut perlu dilakukan untuk mendengarkan setiap keluh kesah rakyat. Sesuatu sekali khan pemirsahhh?
Dari hasil safari politiknya, Zulhas jadi tahu ternyata ada juga yang merasa negara kita sekarang jadi resah, gaduh, saling menista, rusuh, dan beringas. Ya, doi tidak menampik juga sih kalau ada banyak juga rakyat yang merasa cukup puas dengan pemerintahan saat ini, yang menilai kalau negara kita sudah aman, sudah makmur, hidupnya senang.
Zulhas mengaku tetap menghormati pilihan rakyat yang sudah merasa bahagia dengan pemerintahan saat ini. Tapi Zulhas juga ingin memberikan solusi untuk sebagian rakyat yang gusar dengan kepemimpinan sang petahana, yakni dengan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres tahun depan.
Oalah, halus juga ya kampanyenya ya Sahabat? Nanya-nanyain keluh kesah, eh ujung-ujungnya perdagangan politikus juga. Lumrah kok lumrah, justru kalau nggak gitu aneh. Wkwkwk.
Zulhas mengatakan, rakyat yang bilang senang, monggo ke kubu sebelah. Tapi kalau merasa susah ikut Prabowo-Sandi, mudah-mudahan jadi bahagia. Kita aminkan nggak nih gaes?
Zulhas juga bercerita, kalau ada banyak relawan yang rela menyumbang untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 02 untuk menjadi presiden dan wakil presiden, sehingga dapat memberikan harapan dan perubahan baru untuk Indonesia yang lebih aman dan bahagia.
Hmm, tapi gimana mau bahagia ya? Wong, kalau kampanye yang dibicarakan yang horor-horor terus. Indonesia akan bubarlah, bakal jadi negara termiskinlah, dan cerita-cerita mengerikan lainnya. Sedangkan kubu sebelah selalu menawarkan optimisme. Apa iya masyarakat akan simpati?
Kayaknya biar nggak beringas, harusnya masyarakat kita disuguhkan dengan pemandangan yang kondusif pula. Gimana suasana nggak gaduh, wong yang terlihat di layar kaca keberingasan debat-debat politikus. Ckckck. (E36)