HomeTerkiniTrump: Buzzfeed dan CNN Hoax

Trump: Buzzfeed dan CNN Hoax

“Kalian itu berita palsu!” tuding Trump ke arah wartawan CNN itu. Hal ini berkaitan dengan status CNN sebagai media pertama yang melaporkan bahwa operasi Rusia telah menerima informasi mengenai Trump, termasuk informasi personal dan finansial.


pinterpolitik.comJumat, 13 Januari 2017.

Bukan namanya Donald Trump kalau tidak melahirkan kontroversi. Saat konferensi pers pertamanya sejak pilpres Amerika Serikat (AS) saja, Trump sudah langsung memicu kehebohan publik. Pada kesempatan tersebut, Trump banyak melontarkan kritikan keras pada pers dan membela niatnya untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia.

Konferensi pers yang digelar Rabu (11/1) waktu AS ini merupakan yang pertama kali sejak pilpres AS digelar. Terdapat sekitar 250 reporter memenuhi lobi Trump Tower di Manhattan, New York, yang menjadi kantor sekaligus kediaman Trump saat itu. Di luar Trump Tower, puluhan demonstran anti-Trump berkumpul dengan kawalan ketat polisi.

Dalam konferensi pers tersebut, pertanyaan yang diajukan mencakup berbagai isu yang akan dihadapi Trump setelah dia dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari nanti. Mulai dari isu tembok perbatasan dengan Meksiko, pencalonan hakim Mahkamah Agung yang baru, rencana pencabutan Obamacare, hingga soal penyediaan lapangan pekerjaan pada sektor manufaktur.

Ada satu momen menarik yang kemudian menjadi salah satu topik utama di media sosial. Momen tersebut adalah ketika Trump dengan nada marah, menolak untuk memberikan kesempatan bertanya pada seorang wartawan televisi CNN yang hadir.

“Saya tidak akan memberikan kesempatan pada Anda untuk bertanya,” ucap Trump kepada wartawan CNN bernama Jim Acosta. Sikap keras Trump ini diduga terkait laporan CNN soal dokumen menyudutkan dirinya yang dimiliki intelijen Rusia.

“Kalian itu berita palsu!” tuding Trump ke arah wartawan CNN itu. Hal ini berkaitan dengan status CNN sebagai media pertama yang melaporkan bahwa operasi Rusia telah menerima informasi mengenai Trump, termasuk informasi personal dan finansial. Laporan itu dibantah Trump dengan dalih tak berdasar. Ia juga mengatakan laporan tersebut adalah laporan palsu.

Baca juga :  Arab Saudi, Korban Perang Selanjutnya?

Jurnalis tersebut tidak tinggal diam, ia tetap mengejar Trump untuk menjawab pertanyaannya.

“Bapak presiden terpilih, sejak anda menyerang media kami, bisakah anda memberi kami kesempatan untuk mengajukan pertanyaan?” ujar jurnalis tersebut.

Alih-alih menjawab pertanyaan tersebut, Trump malah meminta jurnalis tersebut agar bertindak sopan. “Media anda mengerikan”, ujar Trump pada Acosta. Namun Acosta tak menyerah, ia terus menekan balik Trump agar diijinkan mengajukan pertanyaan.

“Saya tak akan memberikan kesempatan bertanya untuk anda. Anda pembuat berita palsu,” komentarnya. Ia lalu meminta jurnalis dari media yang lain untuk mengajukan pertanyaan.

Pada kesempatan tersebut, Trump juga menyerang Buzzfeed, yang juga memberitakan seluruh dokumen tersebut. Trump mengatakan bahwa kedua dokumen itu belum terverifikasi dan mengandung kesalahan.

Trump menyebut Buzzfeed sebagai media ‘pengumpul sampah’. Ia mengaku sedang memikirkan rencana agar Buzzfeed mendapat penderitaan sebagai konsekuensi karena mempublikasi laporan itu.

Kemarahan Trump tersebut menjadi trending topic di dunia maya. Banyak pihak menilai sikap yang ditunjukkan oleh Trump tersebut sangat arogan dan berbahaya untuk demokrasi. Trump memang dikenal sebagai pribadi yang meledak-ledak dan cenderung membalas semua serangan yang ditujukan kepada dirinya.

Tidak terbayangkan bagaimana jadinya konstelasi politik internasional saat Trump resmi menjadi Presiden Amerika Serikat nanti. Akankah sikapnya yang meledak-ledak akan tetap dipertahankan dan tetap ditunjukkan terhadap semua orang yang menentang dirinya? Menarik untuk ditunggu. (Dtk/Viva/S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.