“Pidato adalah perubahan kecil dalam keheningan.” ~George Meredith
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]engar-dengar ada beberapa pihak yang mengusulkan agar gaya pidato calon presiden Prabowo Subianto diganti. Lah, emangnya ada apa dengan gaya pidatonya? Mau diganti bagaimana? Mau diganti lebih kekinian gitu?
Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Uno Priyo Budi Santoso bertekad tak ingin mengubah gaya pidato Prabowo yang berkobar-kobar.
Hmmm, tapi moon maap, pidato yang berkobar-koraba itu gimana ya? Maksudnya setiap ngomong ngeluarin api gitu berkobar-kobar? Ehehehe, emang naga. Wkwkwk.
Ternyata gaes, yang meminta Prabowo untuk mengubah gaya itu nggak cuma di eksternal aja, tapi juga di internal koalisinya. Tapi mayoritas dari timses merasa gaya pidato Prabowo sudah pas. Sudah jadi trademark-nya Prabowo kalau pidato harus penuh semangat.
Wah, kalau gitu isu soal The New Prabowo nggak jadi don? Nggak jadi milenial nih? Nggak jadi bersikap ala-ala gaul metal kayak anak muda gitu?
Menurut Priyo, Prabowo memiliki daya tarik tersendiri dengan gaya penyampaiannya yang bergelora. Bahkan katanya, gaya pidato Prabowo bisa membuat masyarakat menjadi histeris.
Wadaw, ini histeris karena makin semangat atau karena takut berasa dimarahin? Edededeh, bercanda ya. Kan gaya bicara Prabowo itu suka terasa tegas gimana gitu. Hehehe.
Tapi benar juga si Pak Priyo ini. Kalaupun Prabowo memiliki gaya orasi yang tegas dan bergelora, kan ada Sandiaga yang bergaya lebih santai ala milenial. Jadi sudah saling melengkapilah ya.
Menjadi diri sendiri lebih baik, dari pada ngikutin orang, tapi malah terlihat aneh. Hehehe. Click To TweetLagian nggak kebayang juga eike kalau Prabowo mendadak jadi gaul gitu. Apalagi ngomong macam anak Jaksel yang dicampur Indonesia-Inggris. Kayaknya nggak cocok. Udah pantes gaya berwibawa gitu kan. Apalagi kalau sambil naik kuda. Hihihihi.
Priyo menegaskan, pihaknya akan tetap mempertahankan gaya Prabowo yang hiperbola bak seorang pemimpin besar. Sedangkan Sandiaga punya gaya khas anak muda. Jadi mereka sudah seperti dwi tunggal yang saling melengkapi.
Bagi Priyo, Prabowo itu bagian yang menghentak-hentak kemudian membuat gelombang, sedangkan tugas Sandiaga Uno yang merajut hentakan tersebut menjadi program yang rill.
Ohh, jadi maksudnya di sini, Prabowo bagian yang melempar berbagai isu, mengemasnya dengan bahasa yang hiperbola, kemudian dijelaskan oleh Sandiaga dengan program-program yang riil. Ohhh begitu… (E36)
