“Terseret musim kampanye politik, karena alasan ideal atau sekadar taktik.” ~Najwa Shihab
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]akal calon Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meresmikan Rumah Kiai Ma’ruf Amin (KMA) bersama sejumlah kiai dan ulama. Selamat yaaa… Semoga maknyus kampanyenya. Hehehe.
Dalam acara peresmian posko pemenangan Jokowi-Ma’ruf ini, tak lupa Ma’ruf Amin sedikit bergombal mesra dengan para hadirin.
Ma’ruf Amin bicara soal program yang akan ia jalankan jika terpilih menjadi Wakil Presiden RI. Dia mengatakan akan membantu mewujudkan cita-cita capres Joko Widodo (Jokowi), terutama dalam mewujudkan Nawa Cita II.
Uhuk…uhuk… emang Nawa Cita I apa kabar? Uhuk… Hehehe.
Ma’ruf menamakan periode kedua Jokowi nanti sebagai runaway untuk lepas landas. Targetnya, di tahun 2024 Indonesia bisa lepas landas bersaing secara global.
Ma’ruf juga menjelaskan, dirinya ingin menggalakkan program ekonomi nasional yang sudah disiapkan oleh Jokowi. Jika terpilih menjadi Wapres RI, dia ingin mengurus arus baru ekonomi Indonesia.
Ma'ruf Amin sudah semangat 45 ingin wujudkan Nawa Cita II bersama Jokowi. Lah emang Nawa Cita I sudah selesai? Wkwkwkwk. Click To TweetMenurutnya, arus lama hanya melahirkan konglomerat. Teori menetes ke bawah ternyata belum netes. Ma’ruf menginginkan arus baru ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan yang tujuannya adalah menghilangkan berbagai kesenjangan. Baik kesenjangan antara yang lemah dan yang kuat, kesenjangan antardaerah dengan daerah lain, kesenjangan antara produk lokal dan global.
Hoo, jadi sampai hari ini Pak Kiai sadar kalau kesenjangan ekonomi masih besar? Gimana nih si Pakde, sudah lima tahun memimpin kok masih begitu? Dulu janjinya bagaimana hayo? Terus sekarang mau saling rangkulan, emang yakin kali ini akan terwujud?
Ngomong-ngomong, waktu itu Pakde Jokowi mengundang sejumlah anak-anak dari konglomerat maksudnya piye? Bukannya minta dukungan? Emang kalau didukung konglomerat bisa gratis gitu? Hehehe.
Sebagai politisi, ku hargai upayanya untuk menggaet hati rakyat. Semoga kalau terpilih nggak lupa ya. Ingat loh, Pak Kiai ini istimewa, bukan hanya sekadar seorang politisi, tapi juga ulama.
Eh tapi nganu, Pak Kiai sadar nggak sih, sekarang kan belum waktunya kampanye. Tapi kok tapi… sudah menjelaskan program kerja aja? Kayaknya udah kebelet ya? Hehehe. (E36)
