HomeHeadlineNATO-Finlandia Buat Putin Bangkrut?

NATO-Finlandia Buat Putin Bangkrut?

Kecil Besar

Bergabungnya Finlandia ke NATO membuat Rusia terancam dilanda kebangkrutan karena jalur logistik dan perdagangan yang semakin “tak nyaman”. Hal ini tampaknya yang kemudian membuat Presiden Rusia Vladimir Putin murka hingga menebar ancaman terhadap Finlandia. Benarkah demikian?


PinterPolitik.com

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kembali memperluas pengaruhnya di kawasan Eropa. Asumsi itu muncul setelah Finlandia resmi bergabung dengan organisasi pertahanan tersebut pada Selasa, 4 April 2023 lalu.

Bergabungnya Finlandia juga menciptakan sejarah baru, di mana negara itu menjadi negara tercepat, dalam hal proses keanggotaan, yang masuk dalam keanggotaan NATO. Namun, di sisi lain, bergabungnya Finlandia ke NATO menjadi pukulan besar bagi Rusia.

Bergabungnya Finlandia ke NATO menjadi isu yang sensitif untuk Negeri Beruang Merah itu. Sejarah dan hubungan geografis di antara Rusia dan Finlandia telah menjadi faktor yang mempengaruhi geopolitik di wilayah tersebut.

Keanggotaan Finlandia di NATO dinilai dapat memicu perubahan besar dalam lanskap keamanan Eropa.

diplomat rusia diplomat paling seram

Negara yang selama ini selalu bersikap netral setelah alami kekalahan dari Uni Soviet di Perang Dunia II itu kini memandang perlunya bergabung dengan aliansi keamanan seperti NATO.

Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran Rusia terhadap perluasan pengaruh dan keanggotaan NATO semakin meningkat. Bahkan, Putin kini sedang membangun distrik militer di Leningrad sebagai respon atas perluasan NATO tersebut.

Finlandia yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia membuat garis depan NATO dan Rusia juga semakin mendekat.

Hal itu kiranya menjadi salah satu kemunduran strategis dan politik pemerintahan Vladimir Putin yang juga telah lama mengeluhkan ekspansi NATO di sekitarnya.

Selain terkait dengan aspek politik dan strategis, keanggotaan Finlandia di NATO membuat jalur laut logistik dan perdagangan Rusia semakin terdesak. Bukan tidak mungkin, hal itu dapat membuat Rusia menjadi “bangkrut”.

Baca juga :  Hati-Hati “Dinamit” Aceh

Lantas, mengapa bergabungnya Finlandia bisa dikatakan menjadi sebuah ancaman bagi kebangkrutan Rusia?

Jalur Utara Harapan Satu-satunya?

Respons yang ditunjukkan Rusia dengan membangun distrik militer di Leningrad kiranya sebuah gambaran bentuk pertahanan diri. Seorang ilmuwan politik Kenneth Waltz dalam bukunya yang berjudul Theory of International Politics memperkenalkan teori defensive neorealism.

Teori defensive neorealism meyakini jika pasca-Perang Dunia, upaya yang dilakukan sebuah negara untuk mendapatkan keunggulan dalam sebuah kekuatan bukanlah digunakan untuk menyerang, melainkan bertujuan untuk mempertahankan diri dan menjamin eksistensinya.

Grant Piper dalam tulisannya yang berjudul Russia Has a Massive Geographic Problem That Drives Its Foreign Policy menjelaskan bahwa secara umum ekspansi yang dilakukan Rusia bukanlah bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai sebuah hegemoni.

Apa yang dilakukan Rusia adalah murni berangkat dari permasalahan geografisnya yang kesulitan mendapatkan akses maritim dan jalur logistik perdagangan yang aman.

Berdasarkan penjelasan itu, kiranya dapat dipahami respon Rusia adalah bentuk pertahanan diri mereka demi sebuah eksistensi di politik internasional.

Dengan semakin mendekatnya NATO ke wilayah mereka, membuat jalur perdagangan Rusia juga semakin menyempit, terutama yang terhubung dengan Laut Baltik.

Kini, bagi Rusia hanya tersisa jalur Arktik sebagai akses yang memungkinkan untuk menjadi jalur perdagangan Rusia.

Pelabuhan utama Rusia untuk perdagangan maritim dan akses ke Moskow, yaitu Pelabuhan Saint Petersburg, terletak pada lokasi yang sangat berisiko.

Peta menunjukkan bahwa jika keanggotaan Finlandia di NATO akan mengakibatkan kendali Barat terhadap akses perdagangan laut Rusia ke Samudera Atlantik semakin menguat.

Lebih lanjut, melihat ke arah Timur, jalur perdagangan Rusia melalui Samudera Pasifik dan Samudera Hindia harus melewati sekutu AS, yaitu Jepang dan Korea Selatan.

Baca juga :  Cetar! Prabowo’s Diplomatic Charm?

Dengan demikian, bagi Putin, menjadi sangat penting untuk memastikan keunggulan politik di Laut Arktik agar negaranya tidak jatuh ke dalam lingkaran pengaruh NATO.

infografis putin sedang unjuk kekuatan

Taktik Perang Erosi?

Dengan bergabungnya Finlandia dalam keanggotaan NATO membuat aliansi pertahanan itu tampaknya sedang menerapkan apa yang disebut dengan Fabian strategy.

Strategi itu diambil dari nama diktator Republik Romawi, Quintus Fabius Maximus Verrucosus, strategi ini menggunakan taktik attrition warfare (perang erosi).

Taktik itu merupakan upaya untuk memenangkan perang dengan cara melemahkan musuh sampai ke titik keputusasaan tanpa melakukan pertempuran besar. 

Dengan menimbulkan kerugian secara bertahap pada beberapa sektor yang dapat mengganggu kelancaran operasi militer dan mengganggu pasokan perang, musuh yang diterapkan strategi ini akan sangat sengsara.

Berkaca pada penjelasan di atas, NATO tampaknya sedang melakukan perang erosi terhadap Rusia.

Fokus utamanya adalah melalui serangkaian langkah yang bertujuan untuk membuat Rusia terbebani secara finansial, dengan harapan melemahkan daya tahan ekonominya.

Tujuan akhir dari strategi ekonomi NATO adalah membuat Rusia terjebak dalam situasi di mana kekuatan ekonominya terpuruk, memberikan tekanan yang kuat pada infrastruktur finansialnya, serta menempatkan negara tersebut dalam posisi kelemahan yang signifikan.

Ini diharapkan akan memengaruhi kebijakan Rusia, membatasi kemampuannya untuk bertindak secara agresif, dan dalam jangka panjang, melemahkan pengaruhnya secara global.

Well, menarik untuk ditunggu sejauh mana keberhasilan Rusia menangkal pengaruh dari NATO atau sebaliknya, sejauh mana keberhasilan NATO melemahkan Rusia dengan melakukan perang erosi. (S83)

spot_imgspot_img

#Trending Article

The Mahjong Game: Trump vs Xi

Mungkinkah AS di bawah Trump kini mulai meninggalkan papan "catur" dan mulai mengasah strategi "mahjong-nya" untuk melawan Xi Jinping?

Gen Z is Going Corrupt?

Publik diramaikan dengan pembahasan tersangka kasus korupsi yang tengah diusut KPK atas nama Nur Afifah Balqis yang masih berusia 24 tahun.

AS-Tiongkok = Sasuke-Naruto? 

Hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok tidak sesederhana permusuhan atau persaingan semata. Di balik rivalitas yang sering muncul di permukaan, ada sejarah panjang kerja sama dan keterkaitan yang membentuk keseimbangan global. 

Trump dan Soccer Super Power?

Kehadiran Presiden Donald Trump di final FIFA Club World Cup 2025 kiranya bukan sekadar tontonan, tapi simbol ambisi Amerika Serikat menjadi kekuatan global baru di sepak bola. Dari Beckham di LA Galaxy, Messi di Inter Miami hingga Task Force Piala Dunia 2026, AS tampak serius membentuk identitas baru, soccer super power.

Filosofi Kopi Prabowo Subianto?

Presiden Prabowo Subianto dikenal dengan kebiasaannya meminum kopi hitam. Apa sebenarnya filosofi kopi ala Prabowo?

Prabowo’s International Political Dance

Prabowo bisa dibilang menjadi salah satu presiden yang paling aktif dalam politik internasional. Ini kontras dengan presiden sebelumnya, Jokowi, yang tak begitu getol dalam panggung internasional kecuali jika berhubungan dengan masalah ekonomi.

King Indo Linguistic Flex

Bahasa Indonesia agaknya makin mendominasi ruang digital negara lain, khususnya Malaysia, dari TikTok hingga ruang kelas. Fenomena ini tampaknya bukan sekadar soal bahasa, tapi ekspansi soft power Indonesia di Asia Tenggara. Apakah ini adalah gejala menuju lahirnya “King Indo Digital Empire”?

The Gibran’s Gambit?

Penugasan Wakil Presiden Gibran dalam percepatan pembangunan Papua membuka ruang analisis baru dalam dinamika kepemimpinan nasional. Di balik mandat kelembagaan ini, tersirat peluang pembentukan citra politik yang lebih otonom dan strategis.

More Stories

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

Anies “Alat” PKS Kuasai Jakarta?

Diusulkannya nama Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta oleh PKS memunculkan spekulasi jika calon presiden (capres) nomor urut satu ini hanya menjadi “alat” untuk PKS mendominasi Jakarta. Benarkah demikian?

Pemilu 2024, Netralitas Jokowi “Diusik” PBB? 

Dalam sidang Komite Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, anggota komite Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait lolosnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto. Lalu, apa yang bisa dimaknai dari hal itu?