HomeHeadlineKenapa Jokowi Belum Copot Budi Gunawan?

Kenapa Jokowi Belum Copot Budi Gunawan?

Kecil Besar

Hubungan dekat Budi Gunawan (BG) dengan Megawati Soekarnoputri disinyalir menjadi alasan kuatnya isu pencopotan BG sebagai Kepala BIN. Lantas, kenapa sampai sekarang Presiden Jokowi belum mencopot BG?


PinterPolitik.com

“It is better to be feared than loved, if you cannot be both.” – Niccolo Machiavelli

Dalam artikel PinterPolitik sebelumnya, Kenapa Jokowi Pilih Dudung Gantikan Budi Gunawan?, telah dijabarkan bahwa Budi Gunawan (BG) disinyalir kuat akan dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Sedikit mengulang, penggantian posisi BG menjadi krusial karena badan intelijen memiliki potensi besar untuk menjadi alat cipta kondisi politik. Dengan fungsinya untuk mengumpulkan informasi dan melakukan pengawasan, badan intelijen dapat digunakan untuk mengawasi lawan politik, kandidat, dan pemilih.

Pengawasan itu dapat mencakup pemantauan komunikasi, melacak pergerakan, dan mengumpulkan informasi.

Pencopotan BG menjadi penting karena sudah lama eks Wakapolri itu dipersepsikan memiliki hubungan dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hubungan itu terjalin sejak BG menjadi ajudan Megawati ketika menjabat Wakil Presiden dan Presiden ke-5 RI.

Dengan adanya perbedaan dukungan antara Jokowi dan PDIP di Pilpres 2024, sudah menjadi praktik lumrah apabila Jokowi menempatkan sosok yang dirasa lebih aman di posisi Kepala BIN.

Memastikan President’s Man

Belakangan, isu Geng Solo tengah menguat. Pengangkatan Agus Subiyanto sebagai KSAD, kemudian diusulkan menjadi Panglima TNI adalah penyebabnya.

Dalam tulisannya Jokowi dan Jejaring Perwira Solo, Aris Santoso menyebutkan bahwa dalam menentukan posisi di TNI dan Polri, ada kecenderungan Jokowi memilih kolega-koleganya yang dulu berdinas di Solo pada tahun 2005 – 2012.

Diketahui, sebelumnya Agus adalah Dandim 0735/Surakarta pada tahun 2009 – 2011. Agus juga mengakui bahwa kedekatannya dengan Jokowi karena dulu adalah Dandim di Surakarta. “Kedekatan sama Presiden itu saya Dandim ya,” ungkap Agus (8/11/2023).

Baca juga :  Reset Senyap di Jantung Kekuasaan?

Selain Agus, setidaknya ada lima lagi penempatan pos penting yang diketahui memiliki riwayat tugas di Solo ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo.

Pertama adalah Panglima TNI 2017-2021 Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, sekarang Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR). Dulunya Hadi adalah Komandan Pangkalan Udara Utama Adi Soemarmo, Solo pada tahun 2010. Kedua adalah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Dulunya Listyo adalah Kapolres Kota Surakarta pada tahun 2011.

Tiga pos terakhir yang cukup menarik karena penempatannya di Jawa Tengah. Sedikit tidaknya, ini menguatkan isu soal perebutan suara PDIP dan Jokowi di Jawa Tengah. Pasca terpilihnya Gibran sebagai cawapres Prabowo, kuat beredar isu bahwa suara PDIP di Jawa Tengah akan pecah dan berkurang.

Ketiganya adalah PJ. Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana. Dulunya Nana merupakan Kapoltabes Surakarta pada 2010. Kemudian adalah Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, dulunya Wakapolresta Surakarta pada tahun 2011. Dan terakhir adalah Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono. Sebelumnya Widi adalah Dandim 0735/Surakarta pada tahun 2011-2012.

***

Kembali pada pertanyaan awal, kenapa Budi Gunawan belum dicopot? Nama-nama untuk mengganti posisi BG juga tengah mencuat. Di antaranya adalah KSAD 2021-2023 Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.

Jokowi Ganti Strategi?

Melihat belum dicopotnya Budi Gunawan serta signifikansi peran badan intelijen, patut diduga Jokowi tengah melakukan perubahan strategi, setidaknya untuk saat ini.

Jokowi telah mengusulkan pergantian posisi orang nomor dua di BIN, yakni Wakil Kepala BIN. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa yang saat ini menempati jabatan sebagai Koorsahli KSAD akan ditunjuk sebagai Wakil Kepala BIN.

Baca juga :  Matahari Jokowi Sudah Terbenam?

Itu berdasarkan Surat Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1286/XI/2023 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang dikeluarkan pada tanggal 9 November 2023.

Budi Gunawan adalah sosok terlama yang menjabat Kepala BIN sejak Reformasi. BG sudah diposisi itu sejak 9 September 2016. Secara hipotetikal, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dan jejaring BG sudah begitu kuat di BIN.

Dan mungkin karena itu, Jokowi tidak langsung melakukan pergantian Kepala BIN. Jokowi memilih untuk mengganti jabatan-jabatan penting di bawah BG terlebih dahulu, seperti jabatan Wakil Kepala BIN.

Jika benar demikian, maka Jokowi tengah melakukan salah satu strategi dalam Thirty-Six Stratagems, yakni 36 strategi Tiongkok kuno yang digunakan dalam politik, perang, dan interaksi sipil, yang ditulis pada abad ke-6 SM.

Tepatnya pada strategi nomor 19 yang berbunyi Remove the firewood from under the pot (釜底抽薪, Fǔ dǐ chōu xīn). Disebutkan, ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat, untuk menghadapinya secara langsung kita harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasi dan menyerang sumber dayanya.

Well, jika demikian adanya, mungkin hanya menunggu waktu sampai akhirnya Jokowi mencopot Budi Gunawan. Kita lihat saja. (R53)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Mengapa Xi-Putin Suka “Menghilang”?

Belakangan ini, absennya Xi Jinping dari publik menjelang KTT BRICS 2025 menarik perhatian sejumlah media internasional. Fenomena seperti ini bukan hal baru, dan pernah terjadi juga pada beberapa pemimpin dunia lainnya.

Myanmar and Dasco’s Strategic Idea?

Pernyataan Sufmi Dasco Ahmad soal operasi militer selain perang dalam konteks isu diplomati terkini di Myanmar kiranya bukan sekadar reaksi spontan. Mengapa berikan?

Bila Zohran Mamdani Nyalon di Indonesia

Naiknya nama Zohran Mamdani di New York City bisa dibilang fenomenal, termasuk di Indonesia. Bagaimana bila Zohran jadi calon di Indonesia?

Gibran and The AI FOMO

Sebuah artikel di portal East Asia Forum tulisan Annadi Muhammad Alkaf cukup menggelitik karena membahas bagaimana pendekatan politik terkait AI di Indonesia cenderung salah jalan.

Bayang-Bayang Suksesi Partai Banteng?

Suksesi kepemimpinan di PDIP masih jadi tanda tanya besar. Di balik penundaan kongres, tersimpan dinamika internal yang patut dicermati.

Auto Damage Teddy, AHY, Sherly?

Beberapa pejabat publik seperti Teddy Indra Wijaya, AHY, hingga Sherly Tjoanda bukan hanya tampil menarik, mereka menjelma jadi wajah baru politik Indonesia yang serba visual. Namun, mengapa fenomena pejabat publik dengan impresi visual menarik ini menjadi penting dalam diskursus politik kekinian?

Pramono dan Matcha-isasi

Matcha kini jadi komoditas yang digemari secara global. Bahkan, Gubernur Jakarta Pramono Anung-pun sempat membuat konten matcha.

Prasasti: Politik Think-Tank Prabowo?

Akhirnya meluncur sebuah think tank yang disebut akan menjadi pengawal dan pendukung berbagai program pemerintahan Prabowo-Gibran.

More Stories

Ganjar Kena Karma Kritik Jokowi?

Dalam survei terbaru Indonesia Political Opinion, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru menempati posisi ketiga. Apakah itu karma Ganjar karena mengkritik Jokowi? PinterPolitik.com Pada awalnya Ganjar Pranowo digadang-gadang sebagai...

Anies-Muhaimin Terjebak Ilusi Kampanye?

Di hampir semua rilis survei, duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar selalu menempati posisi ketiga. Menanggapi survei yang ada, Anies dan Muhaimin merespons optimis...

Mungkinkah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran?

Dengan diisi pertarungan tiga paslon, Pilpres 2024 diprediksi kuat membutuhkan dua putaran untuk menentukan pemenangnya. Namun, apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, duet Prabowo-Gibran dapat menjadi...