HomeHeadlineJika Soekarno Tidak Jatuh karena G30S

Jika Soekarno Tidak Jatuh karena G30S

Sampai saat ini nama Soekarno masih menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan. Pikiran dan sosoknya sangat melekat di ingatan masyarakat. Lantas, apa kira-kira yang terjadi jika Soekarno tidak jatuh karena peristiwa G30S?


PinterPolitik.com

Meninggalnya Jenderal TNI Ahmad Yani menjadi turning point dalam sejarah pergantian pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, khususnya untuk Bung Karno. Ahmad Yani disebut-sebut sebagai salah satu pimpinan militer yang paling loyal ke Soekarno.

Oleh karenanya, kematian Ahmad Yani turut melemahkan pengaruh Soekarno di militer. Banyak yang menilai kalau ini jadi salah satu faktor yang menyebabkan kekuasaan berpindah dari Soekarno ke Soeharto.

Well, jatuhnya Soekarno sudah dicatat oleh sejarah. Tapi, jika membuat perandaian sakti, kira-kira apa yang terjadi jika Soekarno mampu mempertahankan pemerintahannya? Akan seperti apa Indonesia nantinya?

gagal amerika jatuhkan soekarno 1

Seharusnya Bisa Redam G30S?

Untuk memulai di mana skenario ini bisa terjadi, mungkin, kita perlu mundur dari Peristiwa G30S, tepatnya tahun 1965. Di tahun ini, kesehatan Soekarno mulai turun karena persoalan ginjal.

Di sisi lain, banyak kejadian domestik seperti hyperinflation maupun kebijakan internasional yang membuat Soekarno semakin dipertanyakan. Salah satunya adalah kedekatan dengan negeri Zongguo alias Tiongkok.

Kala itu Soekarno ditawari oleh Tiongkok untuk membuat Angkatan Kelima yang mempersenjatai buruh dan petani. Tawaran itu didukung penuh oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sontak aja, banyak kalangan militer AD menolak usulan itu. Salah satunya adalah Ahmad Yani yang selama ini dianggap sebagai loyalis Soekarno.

Alhasil, kecurigaan-kecurigaan pun muncul di tubuh militer, utamanya di antara kubu pro-PKI dan anti-PKI. Kubu yang cenderung positif PKI disebut sebagai Dewan Revolusi Nasional. Sementara, yang menolak PKI disebut sebagai Dewan Jenderal.

Baca juga :  Singapura 'Ngeri-ngeri Sedap' ke Prabowo?

Rasa saling curiga inilah yang akhirnya memuncak pada peristiwa G30S. Kubu pro-PKI mencurigai Dewan Jenderal berencana untuk mengkudeta Soekarno. Gara-gara ini, akhirnya mereka melancarkan penculikan terhadap sejumlah jenderal.

Menurut berbagai pihak, Soekarno sebenarnya bisa saja menghentikan bola salju untuk mencegah kelengserannya. Caranya bisa dilakukan dengan perimbangan kekuasaan dan stabilisasi antar-kelompok di tubuh militer.

Jika itu dilakukan, mungkin kesempatan untuk Soeharto muncul ke permukaan menjadi minim dan Soekarno akan tetap menjadi Presiden RI dalam beberapa tahun berikutnya.

Lantas, apa yang terjadi, jika Soekarno tidak jatuh karena peristiwa G30S?

infografis rahasia mimpi antariksa soekarno

Jika Tetap Presiden

Ya, tentunya ada banyak tugas untuk Soekarno dengan hyperinflation saat itu. Mungkin, jika Soekarno tetap berkuasa, yang paling kelihatan dari kepresidenannya adalah nasionalisme dan anti-imperialismenya. Bukan tidak mungkin, Indonesia semakin menjadi negara anti-Barat.

Dari segi foreign policy (kebijakan luar negeri), Indonesia di bawah Soekarno mungkin akan semakin dekat negara-negara Blok Timur seperti Uni Soviet dan Tiongkok. Apalagi, Soekarno beberapa kali mengeluarkan jargon poros Jakarta-Beijing-Pyongyang-Moskow.

Indonesia mungkin akan tetap keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dan, bukan tidak mungkin, Seokarno melobi negara-negara lain untuk keluar dari PBB.

Selain itu, Konfrontasi Indonesia-Malaysia saat itu bisa saja masih berlanjut. Dengan kekuatan Soekarno yang makin terpusat, bukan tidak mungkin Malaysia akan jatuh ke tangan Indonesia. Kemudian, integrasi Maphilindo (Indonesia, Malaysia, dan Filipina) berpotensi diwujudkan.

Selain itu, dari sisi domestik, dengan dicegahnya peristiwa G30S, PKI akan tetap ada, bahkan mungkin hingga saat ini. Pasalnya, demo-demo mahasiswa yang menuntut pembubaran PKI tidak akan mempunyai momentum politik yang cukup.

Tidak menutup kemungkinan pula bahwa demokrasi tertutup akan tetap menjadi sistem politik di Indonesia. Parpol dan organisasi yang berseberangan dengan Soekarno bisa saja terancam dibubarkan layaknya Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI).

Baca juga :  Budi Gunawan Menuju Menteri Prabowo?

Dari segi ekonomi, Indonesia mungkin akan tetap menerapkan Ekonomi Terpimpin. Mengacu ke Manipol USDEK (dasar dari pemerintahan Demokrasi Terpimpin), ekonomi terpimpin dikelola dengan sistem kekeluargaan – yang mana air, tanah, dan cabang produksi esensial akan dikendalikan oleh negara.

Well, secara garis besar, bila Bung Karno tetap berkuasa dan mampu mempertahankan pengaruh politiknya, bukan tidak mungkin, segala urusan akan makin tersentralisasi ke pemerintah pusat. Segala urusan dari ekonomi, budaya, hingga politik bakal diatur ketat oleh pemerintah.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Alasan Sebenarnya Amerika Sulit Ditaklukkan

Sudah hampir seratus tahun Amerika Serikat (AS) menjadi negara terkuat di dunia. Mengapa sangat sulit bagi negara-negara lain untuk saingi AS? 

Rahasia Besar Presidential Club Prabowo?

Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto disebut menggagas wadah komunikasi presiden terdahulu dengan tajuk “Presidential Club”. Kendati menuai kontra karena dianggap elitis dan hanya gimik semata, wadah itu disebut sebagai aktualisasi simbol persatuan dan keberlanjutan. Saat ditelaah, kiranya memang terdapat skenario tertentu yang eksis di balik kemunculan wacana tersebut.

Apa Siasat Luhut di Kewarganegaran Ganda?

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan agar kewarganegaraan ganda untuk diaspora Indonesia diperbolehkan. Apa rugi dan untungnya?

Budi Gunawan Menuju Menteri Prabowo?

Dengarkan artikel ini: Nama Kepala BIN Budi Gunawan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon menteri yang “dititipkan” Presiden Jokowi kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Hal...

Bukan Teruskan Jokowi, Prabowo Perlu Beda?

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto selalu sebut akan lanjutkan program-program Presiden Jokowi, Namun, haruskah demikian? Perlukah beda?

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

More Stories

Evolusi Komunikasi Politik Negara +62 Edisi 2024

Oleh: Kiki Esa Perdana PinterPolitik.com Saat kecil, penulis beberapa kali datang ke lapangan, sengaja untuk melihat kampanye partai politik, bukan ingin mendengar visi misi atau program...

Partai vs Kandidat, Mana Terpenting Dalam Pilpres 2024?

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak cukup bersaing dengan tiga purnawirawan jenderal sebagai kandidat penerus Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Namun, di balik ingar bingar prediksi iitu, analisis proyeksi jabatan strategis seperti siapa Menhan RI berikutnya kiranya “sia-sia” belaka. Mengapa demikian?

Mencari Rente Melalui Parte: Kepentingan “Strongmen” dalam Politik

Oleh: Noki Dwi Nugroho PinterPolitik.com Berbicara mengenai "preman", yang terbersit di benark sebagian besar orang mungkin adalah seseorang dengan badan besar yang erat dengan dunia kriminalitas....