HomeDuniaWapres AS Bujuk Uni Eropa

Wapres AS Bujuk Uni Eropa

Pujian Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE) dan sikap ragu-ragunya pada NATO, kembali memunculkan kecaman keras dari negara-negara Eropa. Menanggapi situasi yang memanas, Wakil Presiden Mike Pence pun diutus untuk membujuk mereka.


pinterpolitik.com

BRUSSELS – Bagi negara-negara UE, dukungannya pada hasil referendum Inggris untuk keluar dari UE (Brexit) serta sikap kritis Trump pada NATO, memicu kekhawatiran dan menciptakan ketegangan hubungan antara AS dan sekutunya di Eropa. “Begitu banyak hal yang terjadi untuk berpura-pura melihat semua hal ini sebagai hal yang biasa saja,” ujar Pemimpin Uni Eropa Donald Tusk, Senin (20/2).

Ucapan Tusk tersebut cukup mengejutkan, karena dikeluarkan setelah pertemuannya dengan Wakil Presiden AS, Mike Pence, di hari yang sama. Pence sengaja berkunjung ke Brussels, Belgia, untuk menemui pemimpin NATO dan UE usai menghadiri Konferensi Keamanan München, untuk memastikan dukungan Presiden Donald Trump.

Saat bertemu dengan Komisaris Luar Negeri UE Federica Mogherini, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, dan Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg, Pence menegaskan komitmennya pada NATO dengan mengatakan, “Amerika Serikat akan tetap menjadi sekutu terbesar Anda dan Presiden Trump serta bangsa Amerika Serikat tetap setia pada ikatan Trans-Atlantik.”

Tusk ternyata bukan satu-satunya yang masih mengecam AS setelah bertemu Pence, sebab dalam konferensi pers yang digelar usai pertemuan, PM Charles Michel menegaskan bahwa Belgia, seperti negara-negara Eropa lainnya, tidak menerima keruntuhan Uni Eropa.

Kecaman ini, menurut Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault karena Pence terkesan menghindar untuk membahas UE. Padahal kunjungan Pence ini dinilainya sebagai “isyarat politik yang sangat penting.” Sementara itu Komisaris Luar Negeri Mogherini juga mewanti-wanti Trump untuk tidak “mencampuri” urusan Eropa.

Namun menurut Pence, AS sama sekali tidak mendukung ide untuk menghancurkan Uni Eropa. Ia juga menyatakan kalau pihak AS  akan terus menekan Rusia untuk menghormati perjanjian gencatan senjata di Ukraina. Sikap ini juga didukung penegasan dari Menteri Luar Negeri Rex Tillerson yang mengatakan Washington hanya akan bekerjasama dengan Moskow jika menguntungkan untuk rakyat AS.

Akibat satu ucapan spontan yang tidak dipikirkan matang-matang oleh seorang presiden, dapat membahayakan stabilitas dan keamanan dunia. Apa jadinya bila negara-negara Eropa yang notabene adalah sekutu AS memutuskan untuk menentang negara adidaya itu? Hasilnya bisa jadi akan tidak menyenangkan. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...