HomeBelajar PolitikPKS Semakin Menjerat Kadernya

PKS Semakin Menjerat Kadernya

“Pohon kebebasan harus disegarkan dari waktu ke waktu dengan darah patriot dan tirani. Lawan!”


PinterPolitik.com

[dropcap]J[/dropcap]ika para kader maupun pengurus partai di PKS tidak berkenan mengikuti kebijakan partai, maka jelas semua, Dewan Pimpinan Pusat akan membebaskan kader maupun pengurus di daerah untuk mengambil jalannya masing-masing. Weleh-weleh.

Hal itu disampaikan Direktur Pencapresan PKS, Suhud Alyuddin menanggapi sikap jajaran pengurus dan kader DPD PKS di Kabupaten Banyumas yang memilih non aktif dari kepengurusan. Sikap itu dipicu lantaran kader dan pengurus diminta untuk menandatangani pakta integritas di atas materai yang isinya meminta kader loyal dan tunduk pada pimpinan partai.

Anjay sudah tahun 2019 gini masih aja ada kesepakatan tunduk dan loyal kepada partai! Kalau tunduk dan loyal, enggak usah materai-materaian keles bang. Memang kader PKS begitu liar sampai segala pakai materai? Berasa lagi akad jual beli motor sama orang asing! Wkwkwk. Click To Tweet

Suhud mengatakan, setiap kader PKS diberi kebebasan untuk memilih, apakah mau melakukan ikrar melalui pakta integritas atau tidak. Hal itu menjadi hak pribadi masing-masing kader. Kader yang tidak berkenan dengan kebijakan partai, tentu saja diberi kebebasan untuk mengambil jalannya sendiri alias tidak ada paksaan.

Iya ah, enggak dipaksa, kalau tidak tanda tangan juga gapapa ya, paling ya tahulah arti bebas itu seperti apa. Kalau bicara sistem perusahaan sih bebas deh mau ngapain yang penting jangan muncul lagi di kantor! Wkwkwk bisa ae bossque.

Menurutnya, pakta integritas yang diminta partai kepada kader merupakan sesuatu yang lazim. Sehingga kebijakan internal PKS meminta kadernya menandatangani pakta integritas juga sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

Baca juga :  Puan x Prabowo: Operasi Rahasia Singkirkan Pengaruh Jokowi?

Gimana menurut kalian, apa benar hal-hal seperti ini suatu fenomena yang lazim? Atau ini suatu bentuk kediktaktoran yang termanajemen? Intinya menurut eyke hal-hal seperti tanda tangan di atas materai terkadang menjadi penting. Tapi kalau sudah bicara partai dan ideologi, masa sih materai jadi instrumen yang penting. Masa sih kader bisa menggadaikan kepercayaan dengan uang atau barang? Betul apa betul?

Eh atau mungkin PKS melakukan ini sebab masih trauma sama berbagai pengkhianatan kadernya yang sekarang lompat partai dan banyak yang terdampar di KPK? Ahahaha. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Bukan Teruskan Jokowi, Prabowo Perlu Beda?

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto selalu sebut akan lanjutkan program-program Presiden Jokowi, Namun, haruskah demikian? Perlukah beda?

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...