HomeBelajar PolitikJokowi Kurus Tapi Berat

Jokowi Kurus Tapi Berat

“Seberapa gregetnya elu: Kemarin gw makan durian, sama kulitnya! Uwooo.


PinterPolitik.com

[dropcap]W[/dropcap]akil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Ahmad Muzani mengakui dari tiga kali Pilpres yang diikuti Prabowo, bobot Pilpres 2019 dinilai menjadi Pilpres paling berat.

Wih iya lah makin berat, gimana enggak berat, wong udah dua kali gagal terus. Buat yang ketiga kalinya, bisa jadi yang terakhir nih buat Prabowo. Masa sih udah tiga kali nyoba dan gagal terus masih mau dipaksa? Wkwkwk.

Semakin beratnya Prabowo lawan Jokowi, mungkin juga disebabkan para pemodal yang dukung Prabowo sudah pada bosan. Mereka bosan sudah dua kali kalah terus, masa yang ketiga mau jatuh ke lubang yang sama. Emangnya kedelai, eh maksudnya keledai. Wkwkwk.

Btw, Prabowo hebat ya, kalau eyke yang di posisi doi, enggak tahu deh sekarang sudah ngumpet di kolong meja siapa. Atau mungkin sekarang eyke sudah tinggal di kutub utara bareng pinguin dan beruang kali. Habis enggak kuat cuy nahan malu sama oposisi dan pemodal yang udah banyak ngamburin uang. Weleh-weleh.

Tapi emang sih gengs, beda eyke beda dengan Prabowo, seperti yang dikatakan Muzani, beratnya melawan Jokowi itu ternyata bukan persoalan dana atau persoalan keyakinan yang mulai goyang. Tetapi beratnya lawan Jokowi pada tahun ini contohnya karena ada pengerahan bupati, wali kota dan gubernur yang masif. Weleh-weleh.

Kirain karena pemodal yang sudah malas hambur-hamburkan uang gengs, eh ternyata penyebabnya cuma karena kekompakan Jokowi dan aparatur negaranya. Hmm, padahal mestinya isu ini jangan diungkapkan dong gengs! Kan ketahuan kalau Jokowi itu lihai, kompak, dan optimis bersama dengan aparatur negaranya di Pilpres 2019. Weleh-weleh.

Kalau gini ceritanya, Muzani buka kartu jelek di kubu sendiri nih gengs. Gimana enggak buka borok sendiri, wong Muzani bilang Jokowi aja bisa didukung kepala daerah sebab kinerjanya dan bujuk rayuan Jokowi yang mantap sekali! Nah kalau gitu berarti Prabowo nggak jago dong ngerayu dukungan dari kepala daerah kayak Jokowi? Wkwkwk.

Hufft, padahal di tahun 2014, Jokowi yang belum dapat dukungan kepala daerah sudah bisa menang lawan Prabowo, gimana di tahun ini ya? Enggak kebayang, bisa jadi di Pilpres 2019, skornya 7 untuk Jokowi 3 untuk Prabowo nih. Click To Tweet

Baca juga :  Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Wah kalau begini ceritanya, siap-siap deh Jokowi dibanjiri isu presiden gagal lagi yang kepilih dan dibilang presiden yang senangnya menyalahgunakan kekuasaan. Tapi slow, paling Jokowi dan koalisi bisa balas dengan bilang begini:

“Ah Prabowo ngomong doang, biasa lah orang syirik tanda tak mampu. Mau jadi presiden tapi tak sampai-sampai!” Wkwkwk, bercanda ya cuy. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Kuda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...