HomeRagamPresiden Sudah Peroleh Informasi Soal Aisyah

Presiden Sudah Peroleh Informasi Soal Aisyah

Siti Aisyah telah mendapat pendampingan hukum dari Kementerian Luar Negeri. Hingga saat ini, dia masih diperiksa Kepolisian Malaysia.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Presiden Joko Widodo sudah memperoleh informasi mengenai warga negara Indonesia, bernama Siti Aisyah, yang diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong Un.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di depan Wisma Negara, Jakarta, Senin (20/2/2017), mengatakan, Jokowi menerima informasi tersebut dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Bagaimana respons Presiden Jokowi terkait dengan laporan itu, Pratikno enggan menjelaskan lebih lanjut. “Itu urusan Ibu Menlu-lah. Saya hanya menjawab yang urusan saya saja,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengaku tak memiliki kapasitas untuk mengomentari latar belakang Siti Aisyah (25). Ia mengatakan, Polri menghormati proses hukum yang berlangsung di Malaysia.

Menjawab pertanyaan wartawan di Mabes Polri, Senin (20/2), dia mengatakan, Siti Aisyah telah mendapat pendampingan hukum dari Kementerian Luar Negeri. Hingga saat ini, dia masih diperiksa Kepolisian Malaysia.

Selain itu, kesimpulan mengenai  keterlibatan Siti belum diumumkan secara resmi oleh otoritas Malaysia. Informasi yang berkembang, mari pelajari bersama. “Jika saya dalam kapasitas Jubir Polri menilai, nanti kemungkinan akan bias,” kata Irjen Boy Rafli Amar.

Berdasarkan informasi, Siti berpartisipasi dalam acara reality show sebuah stasiun TV pada saat peristiwa itu terjadi. Saat itu, Siti diminta menyemprotkan cairan ke orang-orang yang melintas di sekitar Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia., termasuk Kim Jong Nam.

Siti tak menyadari bahwa cairan tersebut mematikan. Dari pekerjaan di reality show itu, Siti mendapatkan sejumlah uang. Namun, ada anggapan Siti hanya sebagai orang yang dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

Baca juga :  Modi Mustahil Kalahkan Xi Jinping?

Dalam perkembangan lainnya, keluarga Kim Jong Nam kini berada dalam perlindungan pemerintah Tiongkok di Makau. Sekretaris Keamanan Makau, Wong Sio Chak, membenarkan pemerintah mengawasi kasus ini dengan ketat.

Namun, Wong tak menjelaskan langkah yang diambil untuk mengamankan keluarga Kim Jong Nam. Pemerintah terus berupaya, sesuai hukum, untuk melindungi keselamatan dan hak-hak warga, pengunjung, dan mereka yang tinggal di Makau.

Kim Jong Nam, yang pindah ke Makau pada awal 2000-an, sudah pernah mengalami percobaan pembunuhan pada 2012.

Istri kedua Jong Nam, Lee Hye Kyong, putranya, Kim Han Sol (21), dan putrinya, Kim Sol Hui (18), tinggal di bekas jajahan Portugis itu. Sedang istri pertama dan putranya tinggal di Beijing, Tiongkok.

Menurut sumber, yang dikutip South China Morning Post, istri dari Jong Nam sangat sederhana, selalu bersemangat, sangat terbuka, tetapi tak pernah membicarakan Korea Utara. Putranya, Kim Han Sol, dan putrinya, Kim Sol Hui, belajar di sekolah internasional di Makau.

“Mereka anak-anak yang normal, sangat aktif, terlibat banyak kegiatan. Mereka tak terlihat seperti bersembunyi dari sesuatu,” kata sumber itu.

Sejumlah sumber mengatakan, tak banyak orang yang mengetahui latar belakang keluarga Jong Nam, tetapi mereka kemudian menyadari situasi khusus yang mengelilingi kedua anak itu.

“Anak-anak ini mudah bergaul, tetapi mereka menghindari untuk berbagi detail, misalnya alamat atau nomor telepon,” kata sumber itu. (Kps/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...