HomeBelajar PolitikJokowi Seperti Raja Terakhir?

Jokowi Seperti Raja Terakhir?

“Kalau mau jadi raja, kita harus banyak berdoa. Tapi kalau mau dipimpin sama raja, gampang saja. Tinggal pilih nomor urut 0….”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]emasangan alat peraga kampanye (APK) berupa poster “Raja Jokowi” yang belakangan menjadi polemik, dinilai tidak akan berdampak pada popularitasnya di Jawa Tengah (Jateng). Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN), Juliari P. Batubara meyakini, masyarakat di Jateng sudah mengetahui dan paham betul siapa dan seperti apa karakter Jokowi.

Juliari juga mengungkapkan, soal APK “Raja Jokowi” saat ini sudah ditindaklanjuti. Baik TKN maupun DPP PDIP sudah menginstruksikan agar APK tersebut harus dibersihkan dari tempat umum.

Termasuk di struktural partai yang ada di Jawa Tengah juga telah diinstruksikan untuk mencopot dan bahkan juga sudah dilaksanakan karena APK tersebut tidak sesuai dengan realitas. Wkwkwk.

Lagian ada-ada aja ya, masyarakat di negara lain mah pada mau jadi negara demokrasi kayak Indonesia. Eh ini orang-orang di daerah maunya punya negara yang bersistemkan monarki. Weleh-weleh, sudah se-frustrasi itu kah warga Indonesia sampai-sampai ingin punya pemimpin yang diktaktor? Click To Tweet

Tapi kalau mau punya pemimpin model kayak begitu, kenapa mereka lebih memilih kampanyekan Jokowi jadi presiden ya? Kenapa enggak kampanyekan Prabowo saja? Sepertinya doi lebih cocok tuh disebut dengan julukan raja terakhir!

Eh! Bukan raja terakhir yang punya tato sampai ke leher dan lagi akting dipukulin itu ya! Kalau itu mah najis mugaladoh! Kalian tahu kan siapa yang eyke maksud? Itu loh yang namanya Yong Yong Alek. Ahahaha.

Intinya mah gengs, ngapain sih kita pusing mikirin kampanye yang semakin hari semakin enggak jelas, mirip kayak kelakuannya Yong Alek. Dari pada kita pusing pikirin kelakuan kampanye yang semakin hari semakin bikin jiwa tak waras ini, mending kita pusing pikirin ungkapannya William Shakespeare. Kali aja kan setelah kita pikirin ungkapannya William, jiwa kita jadi waras dan enggak kayak elite politik, apalagi kayak Yong Alek. Ehehehe.

“Perangilah dunia untuk diriku. Bertarunglah melawan musuh-musuhmu. Arungi samudera, taklukkan binatang-binatang buas yang ada di lautan dan daratan. Kemudian datanglah kepadaku. Aku akan menjadi pendamping hidupmu hingga akhir hayatku.” (G35)

Baca juga :  The Presidents’s Sons: Didit vs Gibran

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...