HomeBelajar PolitikSaran PAN Sangat Menjerumuskan!

Saran PAN Sangat Menjerumuskan!

 “Membungkam suara tidak melulu dengan cara menutup mulut dengan telapak tangan kita.”


PinterPolitik.com

[dropcap]W[/dropcap]akil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menanggapi isu masjid di lingkungan pemerintahan yang disebut banyak teradikalisasi. Menurutnya, konten ceramah di masjid berkaitan dengan almamater penceramahnya.

Ia mengatakan, penceramah di masjid memiliki latar belakang, ilmu, dan pemahaman keagamaan berbeda-beda, sesuai dengan asal perguruan tinggi atau pondok pesantrennya. Dalam isi ceramahnya, mereka tentu bervariasi.

Viva menyampaikan, beberapa hal yang tidak perlu ada dalam isi ceramah seorang penceramah ialah ujaran kebencian, mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras, antargolongan sebagai bahan untuk memecah-belah NKRI. Jika ada penceramah yang masih promosi akan berdirinya negara Islam Indonesia, atau menghujat agama, suku, dan keyakinan masyarakat lain, maka perlu diberi teguran dan peringatan.

Hmm, btw siapa ya yang berani negur penceramah keagamaan? Kalau eyke sih enggak berani gengs, ngeri lawannya ulama! Kalau lawannya preman sih masih oke, lah ini ulama coy! Salah-salah dikit bisa kelar dibakar sama umat-umat di luar sana. Ehehehe, eh eyke ngomong gini enggak ada maksud menghina atau mengecilkan tokoh-tokoh beragama loh ya! Awas loh dituduh yang enggak-enggak! Click To Tweet

Menurut Viva, pemerintah juga perlu membina, memonitor penceramah dan isi ceramahnya agar hal yang disampaikan dapat memperkuat Pancasila sebagai ideologi negara. Saat ditanya mengenai pernyataan Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut 41 masjid di lingkungan pemerintahan terpapar paham radikal, Viva menilai pernyataan tersebut bersifat imbauan.

Kemungkinan BIN mengangkat isu itu dalam rangka untuk mem-warning agar potensi radikalisme jangan sampai tersosialisasi secara masif di masyarakat sehingga akan membenturkannya dengan ideologi nasional.

Baca juga :  The Tale of Two Sons

Nah, gengs kalau menurut kalian sendiri gimana nih, apa mungkin pemerintah bisa mulus membatasi ceramah para ulama dan akhirnya kita sebut Jokowi adalah rezim yang otoriter? Eh, eyke nanya gini sesuai nalar pikirannya Viva ya. Soalnya kan dia yang bilang pemerintah harus menyaring dan mengawasi ceramah ulama. Kalau pemerintah menyaring dan membatasi ceramah ulama, boleh dong kita bilang pemerintah Jokowi hobi membungkam suara? Ehehehe. (G35)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...