HomeCelotehPemilu Serentak yang Tidak Serentak

Pemilu Serentak yang Tidak Serentak

“Kita memilih untuk Indonesia. Menggapai cita lewat suara kita,” Jingle Pemilu 2019


Pinterpolitik.com

[dropcap]H[/dropcap]ari-H pencoblosan Pemilu 2019, telah berlalu dengan beragam berita dan cerita yang menyertainya. Salah satu berita yang paling banyak dibahas adalah bahwa pemilu tahun ini adalah pemilu serentak dalam satu hari paling besar di dunia. Bener gak sih anggapan ini?

Secara teknis, anggapan tersebut bisa dibilang tidak terlalu tepat. Sebabnya, ada saudara-saudara kita di Papua yang tidak ikut mencoblos berbarengan di tanggal 17 April lalu. Total, ada 9 distrik di provinsi paling timur itu yang tidak menggelar pemilu secara serentak. Waduh, kok bisa gitu?

Keterlambatan kedatangan logistik Pemilu jadi biang keladi dari hal ini gaes. Hal ini membuat banyak pemilih gagal menggunakan hak pilihnya di hari H karena beberapa wilayah di Papua baru akan mulai mencoblos keesokan harinya.

Yang bikin ini tambah ironis adalah, Gubernur Papua sendiri, Lukas Enembe sampai harus pulang dan tak jadi nyoblos di tanggal 17 April. Ckckckck.

Ada kisah ironis di balik pelaksanaan pemilu serentak: ada daerah yang tak mencoblos secara serentak Click To Tweet

Kejadian ini sebenarnya bukan barang baru terjadi di Tanah Papua gaes. Di Pemilu 2014 lalu, cerita tentang keterlambatan logistik ini juga terjadi. Sama seperti di kejadian tahun ini, di Pemilu 2014 lalu juga ada beberapa wilayah yang baru memilih di masa Pemilu susulan.

Oke, mungkin kita semua bisa mengerti bahwa medan di Bumi Cenderawasih ini tidak mudah dilalui seperti kebanyakan wilayah di Jawa. Perkara cuaca juga terkadang kerap menambah pelik urusan distribusi logistik Pemilu ini.

Tapi, idealnya KPU sebagai panitia hajatan akbar ini harusnya sudah tahu soal kondisi di Papua. Harusnya sih sudah ada langkah antisipasi dan persiapan matang agar masyarakat di Papua bisa mencoblos di hari yang sama dengan masyarakat di daerah-daerah lain.

Baca juga :  The Tale of Two Sons

Idealnya sih, KPU sebagai pihak yang punya pengalaman dan pengetahuan tentang penyelenggaraan pemilu bisa berkaca pada keadaan dari Pemilu ke Pemilu. Nah, sulitnya medan di Papua jangan sampai jadi pewajaran ketika terjadi keterlambatan Pemilu di Papua.

Kalau kata Bawaslu sih, penundaan Pemilu di Papua ini sudah termasuk ke dalam pelanggaran pemilu. Tidak hanya itu, mereka juga menganggap bahwa KPU telah lalai dalam kejadian ini. Nah loh!

Semoga aja kejadian ini tidak terus-terusan berulang pada pemilu-pemilu di masa mendatang ya. Jangan sampai ada daerah yang merasa dianaktirikan karena tak menggelar Pemilu secara bersamaan.

Terlepas dari hal itu, rasanya kejadian itu sudah bisa jadi gambaran kalau tahun ini Pemilu serentak ternyata tidak sepenuhnya serentak. (H33)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...