BerandaCeloteh'Potong Gaji' Direksi BPJS Kesehatan

‘Potong Gaji’ Direksi BPJS Kesehatan

“Benar-benar engga punya etika nih. Kok tunjangan dan bonus direksi BPJS dan Dewas BPJS naik disaat BPJS mengalami defisit akibat buruknya pengelolaan keuangan BPJS. Masak kinerjanya buruk malah dikasih reward,” – Arief Puyuono


PinterPolitik.com

Masalah kesehatan masih menjadi polemik yang berkepanjangan, terlebih Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang doyan mengoleksi masalah.

Dimulai dengan defisit anggaran, pelayanan kesehatan yang buruk hingga penolakan pasien di rumah sakit. Ehmm, kalau kinerja BPJS Kesehatan dikonversi jadi nilai, nilainya merah nih, hadeuuh. Masih berani minta gaji naik? Weleeeh weleeeh, tepok jidat.

Sudah banyak masalah, BPJS Kesehatan melalui Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) mengusulkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan kenaikan tunjangan Direksi BPJS Kesehatan. Usulan ini sih terbilang nekat dan nyeleneh. Kenapa begitu?

Coba bayangkan aja ya, sekarang BPJS Kesehatan suka tak suka jadi beban APBN yang riwayatnya selalu defisit. Letak kesalahannya di mana? Gaji Direksinya kegedean, rumah sakitnya kemahalan atau pasiennya yang kebanyakan? Ehmm, entahlah. Lama – lama masyarakat Indonesia dilarang sakit nih, supaya ga jadi beban negara, weleeeh weleeeh.

Atau mungkin juga, pelayanan kesehatan yang amburadul dan buruk itu dampak dari defisitnya anggaran? Hadeuuuh, jadi ga konsisten dong, katanya BPJS Kesehatan mau memastikan layanan kesehatan dapat terjangkau oleh semua masyarakat Indonesia, kalau begini sih masyarakat jadi sungkan kalau mau berobat.

Hufftt, sekalipun masyarakat sakit, masyarakat ga akan kaget kalau pelayanan kesehatan juga buruk, ahaaaayy sudah kuduga, weleeeh weleeeh.

Masalah yang numpuk begitu diakali solusinya dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan di semua kelas. Ehmm, kalau iuran naik dengan jaminan pelayanan kesehatan yang naik sih, kayaknya gapapa. Cuma kalau iuran naik semakin buruk gimana? Jaminannya apa hayoo?

Kalau ga bisa ngasih jaminan, BPJS Kesehatan udah ga layak lagi bernama BPJS, namanya aja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, weleeh weleeeh.

Sementara itu, di tengah setumpuk persoalan itu, justru muncul keinginan dari Direksi BPJS Kesehatan untuk meminta kenaikan tunjangan. Hadeuuuh, apa kenaikan iuran itu buat nambahin tunjangan Direksi? Woailaaahh, kabarnya sih biar ada peningkatan performa kinerja Direksi BPJS Kesehatan.

Baca juga :  Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Oh mau pake konsep reward and punishment ya, okesiaaappp, kalau begitu caranya. Tunjangan naik dengan harapan performa kinerja naik. Nah sekarang faktanya kan kinerjanya amburadul dan banyak masalah, harusnya dikasih punishment dengan dipotong gaji dan tunjangannya. Gimana lebih solutif kan? Weleeeh weleeeh.

Nanti kalau kinerjanya meningkat baru deh Bu Menkeu Sri Mulyani boleh menaikkan tunjangan Direksi BPJS. Adil kan kalau begitu? Apa yang didapat sesuai dengan apa yang dikerjakan.

“Aku punya banyak masalah di kehidupanku. Tapi bibirku tidak mengetahuinya. Bibirku selalu tersenyum,” Charlie Chaplin

Charlie Chaplin tau aja deh kalau Direksi BPJS Kesehatan punya banyak masalah tapi pura – pura gatau. Mungkin Direksi BPJS Kesehatan sibuk tersenyum untuk minta tunjangannya naik, ngimpi! weleeeh weleeeh. (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Mempersoalkan Checks & Balances Indonesia

Dalam sebuah demokrasi, lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia sudah seharusnya menjalankan fungsi checks & balances. Namun, fungsi tersebut tak dapat jalan bila ada yang mendominasi....

Kilas Kiprah dan Ambisi JK

Di usianya yang saat ini menginjak 75 tahun sepertinya semua hal sudah dicapai oleh JK – begitu kalau kita menggunakan cara berpikir orang pada...

Megawati Menang Catur Lawan Jokowi?

Secara mengejutkan Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Apakah ini cara Megawati untuk mengejutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Ini kah permainan catur...

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...