HomeCelotehMega-SBY, A Birthday and Three Funerals

Mega-SBY, A Birthday and Three Funerals

“Taufiq mendukung SBY usai terpilih sebagai presiden untuk kedua kalinya. Begitu pula SBY di kemudian hari menginstruksikan kadernya di kursi parlemen untuk memilih Taufiq sebagai ketua MPR secara aklamasi”. – Jejak Retak Luka Lama


PinterPolitik.com

Seminggu terakhir ini publik Indonesia memang masih dilanda kedukaan mendalam pasca berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa sekaligus Presiden ke-3 yang pernah memimpin negeri ini, BJ Habibie.

Namun, di balik kisah hidup Habibie yang menginspirasi banyak orang, tersempil pula cerita lain yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah pertemuan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Jadi ceritanya nih, pas menghadiri pemakaman Pak Habibie, SBY dan Mega bertemu di sebuah ruangan dan sempat bersalaman juga.

Nah, aksi salaman ini cukup unik dan langka. Soalnya SBY dan Mega emang jarang banget bertemu, apalagi bersalaman.

Menariknya, pertemuan Mega dan SBY kebanyakan terjadi di momen yang menyedihkan, terutama pemakaman. Beh, kok ngeri amat ya.

Lha, coba aja ditengok satu persatu momen pertemuan mereka. Setelah kebuntuan politik yang lama, SBY dan Mega akhirnya bertemu dan bersalaman saat pemakaman Taufiq Kiemas, suami Mega.

Lalu, Bu Mega juga hadir saat pemakaman Ibu Negara Ani Yudhoyono beberapa waktu lalu. Dan yang terakhir tentu saja adalah pada saat pemakaman Habibie.

Mungkin satu-satunya momen bukan kesedihan yang mempertemukan SBY dan Mega adalah saat perayaan HUT Kemerdekaan RI pada 2017 lalu. Kala itu SBY dan Mega juga sempat berfoto bersama dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Kisah pertemuan SBY dan Mega yang kebanyakan di pemakaman ini mirip-mirip dengan film Four Weddings and A Funeral. Tapi, jika kisah cinta Charles dan Carrie di film tersebut muncul dalam pertemuan-pertemuan mereka di pesta-pesta perkawianan dan sebuah upacara pemakaman, cerita SBY dan Mega muncul sebaliknya lebih banyak di upacara-upacara pemakaman.

Baca juga :  Prabowo-Megawati Bersatu, Golkar Tentukan Nasib Jokowi?

Tapi ya, banyak orang tuh emang baru bisa bertemu kalau lagi ada perayaan yang membahagiakan atau yang menyedihkan. Kisah SBY dan Mega adalah contoh nyatanya.

Makanya, nggak heran pas foto salaman SBY dan Mega saat pemakaman Habibie beredar, banyak yang bilang bahwa para RI-1 dan RI-2 yang masih hidup sudah selayakanya lebih sering “kopdar” alias ngopi darat alias berkumpul bersama.

Lihat lah contoh di Amerika Serikat, di mana presiden-presiden negara itu yang masih hidup cukup sering bertemu walauapun mereka berbeda partai. Kan jadi kelihatan kenegarawanan dan kedewasaannya dalam berpolitik. Upppss.

Negara juga bisa jadi aman-aman saja kalau para elitenya rukun-rukun semua. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.