BerandaCelotehKemelut FPI Bukan PKI

Kemelut FPI Bukan PKI

“Tidak ada ketentuan pidana yang melarang menyebarkan konten FPI karenanya siapa pun yang mengedarkan konten FPI tidak dapat dipidana. Sekali lagi objek larangan adalah kegiatan yang menggunakan simbol atau atribut FPI oleh FPI”. – Hamdan Zoelva, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi


PinterPolitik.com

Pelarangan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap aktivitas Front Pembela Islam alias FPI emang jadi topik utama dalam perdebatan politik nasional beberapa waktu terakhir. Ormas Islam yang identik dengan pakaian putih-putih ini akhirnya telah dibatasi pergerakannya oleh pemerintah.

Namun, terminologi “pelarangan” yang disematkan kepada FPI melahirkan perdebatan lanjutan terkait apakah status FPI benar-benar organisasi terlarang – katakanlah seperti Partai Komunis Indonesia atau PKI – atau hanya sekedar dilarang beraktivitas saja.

Soalnya, larangan terhadap PKI juga berkaitan dengan ajaran-ajaran dan ideologi Marxisme-Leninisme yang telah ditetapkan ada sanksi pidananya tersendiri. Sementara, dalam kasus FPI, tidak ada sanksi pidana terkait penyebaran konten atau ajaran yang berhubungan dengan FPI.

Baca Juga: Cerdik, Anies Kritik Pemerintah Otoriter?

Hal inilah yang disorot oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva. Doi menganggap tak ada sanksi pidana yang bisa ditetapkan terhadap penyebaran konten atau pemikiran yang berhubungan dengan FPI.

Hmm, emang sih, bisa dibilang status pelarangan terhadap FPI itu jadi dapat diperdebatkan jika dilihat dari sudut pandang tersebut. Apalagi, polisi sudah menyebutkan tetap akan melarang aktivitas FPI apapun namanya nanti. Soalnya FPI kan sempat mau ganti nama, dari Front Pembela Islam menjadi Front Persatuan Islam.

Yang jelas, kalau dipikir-pikir secara mendalam, aksi yang dilakukan oleh pemerintah ini akan sama saja ujungnya. Soalnya, yang terlihat saat ini adalah aktivitas memotong gerakan FPI dari ujung atau pucuknya. Tokoh utamanya ditangkap, organisasinya dibubarkan, dan aktivitasnya dilarang.

Baca juga :  Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Namun, tak ada jaminan aksi pemerintah ini akan “menghilangkan” efek ideologis FPI di akar rumput. Soalnya, we cannot kill an ideology. Kita tidak bisa membunuh sebuah ideologi. Yang bisa dilakukan adalah merepresinya.

Mungkin itulah kesamaan antara FPI dan PKI, bahwa dua-duanya sama-sama direpresi bentuk-bentuk pemikirannya.

Tapi tidak ada jaminan pemikiran NKRI Bersyariah yang digariskan FPI atau negara komunis yang digariskan oleh PKI akan benar-benar hilang dari masyarakat. Well, silahkan tanyakan pada gerakan-gerakan Neo-Nazi di banyak negara yang tetap saja bisa tumbuh. (S13)


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Megawati Menang Catur Lawan Jokowi?

Secara mengejutkan Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Apakah ini cara Megawati untuk mengejutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Ini kah permainan catur...

Kawaii, Mega-chan?!

Selain "janda", Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga kerap disebut "Mega-chan" di media sosial. Saatnya PDIP embrace budaya kawaii?

Saatnya BRIN Dibubarkan?

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali jadi bahan gunjingan publik setelah salah satu penelitinya melontarkan pernyataan bernada ancaman kekerasan pada warga Muhammadiyah. Apakah ini saatnya pemerintah mengevaluasi superagency penelitian Indonesia tersebut secara keseluruhan?

More Stories

Adam Malik: Wapres Yang Direkrut CIA?

Adam Malik disebut berselisih pendapat dengan Soekarno di tahun 1964, sehingga ia kemudian menemui agen CIA bernama Clyde McAvoy di safe house CIA di...

Mengapa BBM Bisa Bahayakan Jokowi?

Pemerintah telah menaikkan harga BBM. Pertalite naik hingga 30 persen, dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kebijakan ini kemudian...

Kasus Sambo Untungkan Jokowi?

Bergulirnya kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo memang menarik perhatian masyarakat luas. Isu ini bahkan mengalahkan narasi krisis ekonomi yang kini...