HomeCelotehJokowi – Prabowo Islah di 2019

Jokowi – Prabowo Islah di 2019

“Seorang politisi berpikir tentang pemilihan umum berikutnya; seorang negarawan berpikir tentang generasi yang akan datang.” ~ James Freeman Clarke, teolog dan pengarang, Sermon.


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]olitik itu fenomena yang fana. Namun, saat dinamika terlalu bergejolak timbul keriuhan. Masih ingat Pilpres 2014 pertarungan dua calon Presiden, Jokowi dan Prabowo Subianto?

Pertarungan head to head ini tidak tuntas pada Pilpres 2014 saja tapi masih memberikan iklim yang panas dan masih ditangkap masyarakat sebagai hal yang melekat hingga saat ini.

Sudah lupakan sajalah, masa belum move on juga. Weleeeh weleeeh.

Kalau bicara hasrat politik memang diakui akan tetap ada, tapi coba dikedepankan kepentingan bangsa pasti akan muncul iklim politik yang sejuk dan masyarakat tak lagi dikorbankan. Mau ga ngikis egonya ya?

Terlebih, elektabilitas dua tokoh ini masih mendominasi di puncak survei Pilpres 2019 dan berpotensi akan bertarung kembali. Sudahlah, hayati lelah abaaanggg. Weleeh weleeh.

Mengapa dua tokoh ini ga mau bergabung saja sih?

Apabila pertarungan terulang di 2019, masyarakat sudah lelah dengan gesekan antara kedua tokoh ini. Mungkinkah mereka bersatu dan islah menjadi satu kesatuan?

Melihat suatu fenomena seperti ini, apakah mungkin ya Jokowi rela melepas tahta presidennya untuk dipersembahkan kepada Prabowo? Hmmm, mungkin rela, tapi…

Ada Mama yang ga mungkin rela hehehe. Udah puasa 10 tahun masa ga dimanfaatkan sama Mama weleeh weleeh

Dan mungkinkah Prabowo menerima menjadi Wakil Presiden Jokowi nantinya? Waduh mungkin bisa dipikir-pikir lagi Pak. Lumayan… hehehe.

Sudahlah, sekarang baiknya Pak Jokowi dan Pak Prabowo salaman dan deklarasikan diri sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden di 2019 aja. Terserah mau baginya gimana, diantara keduanya, kira-kira siapa yang mau jadi presiden atau wakil presidennya.

Baca juga :  Budiman Sudjatmiko, Skenario Brilian Prabowo?

Nah, nanti coba lihat partai mana saja yang merapat. Kayanya sih banyak deh. Kalau cuma memenuhi ambang batas 20 persen presidential threshold sih persoalan gampang.

Tujuannya untuk stabilitas politik dan memberikan pelajaran bagi masyarakat kalau pertarungan politik itu sifatnya sementara aja.

Jadi kan ga perlu gontok – gontokan yang terlalu berlebihan. Berani ga ya dua tokoh ini gabung dan menciptakan Indonesia damai? Weleeeeh weleeeh. (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...