Pinter EkbisSejarah Pemutar Musik, "Kakeknya" Spotify

Sejarah Pemutar Musik, “Kakeknya” Spotify


PinterPolitik.com

Sejarah alat pemutar musik adalah cerita tentang inovasi dan evolusi teknologi. Dari gramofon hingga streaming musik digital, perubahan di industri ini terus berlanjut, tetapi tujuannya tetap sama: menyajikan musik kepada pendengar. Berikut ini adalah pandangan singkat tentang sejarah dan beberapa alat pemutar musik yang telah ada.

Phonograph: Ditemukan oleh Thomas Edison pada tahun 1877, phonograph adalah alat pemutar musik pertama yang bisa merekam dan memutar suara. Mesin ini menggunakan silinder yang dilapisi oleh bahan seperti timah atau lilin untuk merekam suara.

Gramofon: Ditemukan oleh Emile Berliner pada tahun 1887, gramofon lebih praktis dibandingkan phonograph karena menggunakan piringan datar yang lebih mudah disimpan dan diproduksi massal.

Radio: Dalam tahun-tahun awal abad ke-20, radio menjadi salah satu medium utama untuk memutar musik. Ini memungkinkan pendengar di seluruh dunia untuk mendengarkan musik tanpa harus membeli rekaman fisik.

Tape Recorder: Mesin ini pertama kali dikenal pada tahun 1930-an dan memungkinkan rekaman suara pada pita magnetis. Alat ini populer pada masa Perang Dunia II untuk komunikasi.

Walkman: Diperkenalkan oleh Sony pada tahun 1979, Walkman memungkinkan orang untuk mendengarkan musik dalam format kaset sambil berjalan-jalan.

CD Player: Compact Disc (CD) diperkenalkan pada awal 1980-an, menawarkan kualitas suara yang lebih baik dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar daripada kaset.

MP3 Player: Awalnya diperkenalkan pada pertengahan 1990-an, pemutar MP3 menggunakan file digital yang memungkinkan penyimpanan ribuan lagu dalam satu perangkat kecil.

Musik Streaming: Layanan seperti Spotify dan Apple Music memungkinkan orang untuk mendengarkan jutaan lagu melalui internet dan ponsel pintar, seringkali dengan membayar langganan bulanan.

Dari fonograf hingga smartphone atau ponsel pintar, alat pemutar musik telah mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu. Meskipun bentuk dan fungsinya berbeda-beda, tujuan utamanya tetap sama: untuk menghadirkan kegembiraan dan emosi melalui musik. (J61)

Baca juga :  Mengapa Peradaban Islam Bisa Runtuh? 

Exclusive content

Latest article

More article