Pinter EkbisKuliner Makanan Indonesia vs Orang Asing

Kuliner Makanan Indonesia vs Orang Asing


PinterPolitik.com

“Aku suka singkong. Kau suka keju” – Arie “Bill & Brod” Wibowo, “Singkong dan Keju” (1986)

Sepenggal lirik lagu “Singkong dan Keju” yang dipopulerkan Arie “Bill & Brod” Wibowo pada pertengahan tahun 1980-an – mengingatkan kita bahwa setiap orang mempunyai selera yang berbeda-beda. Begitu juga bagi turis asing yang mencicipi kuliner Indonesia. Bagi kita terasa lezat, tapi bagi mereka lain cerita.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kuliner Indonesia yang tidak disukai oleh turis asing:

Ceker Ayam

Bagi turis asing, ceker ayam makanan yang menjijikkan untuk disantap, mungkin, karena bentuknya ya yang “masih” berbentuk kaki utuh. Dan, menurut mereka, ceker ayam tidak ada kandungan gizinya. Masa iya? 

Durian

Hayo, siapa yang tidak suka dengan buah durian? Pasti mayoritas pada bilang suka ya. Dijuluki King of Fruit, durian menjadi salah satu buah yang sangat digemari, khususnya di kawasan Asia. Namun, bagi turis asing, bau durian dianggap sangat menyengat dan mengurangi selera makan.

Petai dan Jengkol

Yup. Duo sohib ini di-blacklist oleh turis asing karena bau yang menyengat dan menyebabkan mulut menjadi bau. Well, banyak juga sih masyarakat Indonesia yang tidak suka petai dan jengkol.

Padahal, petai dan jengkol ini menjadi primadona di banyak restoran dan menjadi menu wajib. Belum tahu aja rasanya petai bakar dan semur jengkol.

Cingur

Cingur merupakan makanan khas asal Jawa Timur yang terbuat dari hidung dan mulut sapi. Menurut turis asing, cingur sama dengan ceker. Menjijikkan.

Menurut mereka, cingur akan terasa aneh jika dimakan. Mungkin, pada saat menawari cingur, kita jangan memberitahu mereka asalusul cingur. 😀

Baca juga :  RUU Perampasan Aset, Dosa Besar DPR?

Jeroan

Jeroan terdiri dari hati, ampela, usus, otak, paru babat, dan lain-lain. Ada jeroan ayam, sapi, kambing. Biasa kita temui jeroan di dalam soto atau sop.

Turis asing menganggap hati, ampela, usus, otak, paru babat, dan lain-lain sangat tidak pantas untuk dimakan, mungkin, karena mereka belum terbiasa dengan rasanya. Kalau udah tahu bakal ketagihan deh. (A49)

Exclusive content

Latest article

More article