Pinter EkbisIndonesia Siap Pensiunkan Belasan PLTU?

Indonesia Siap Pensiunkan Belasan PLTU?


PinterPolitik.com

Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi isu kritis di seluruh dunia. Salah satu penyebab utama pemanasan global adalah emisi karbon dioksida (CO2) dari sektor energi, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara.

Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi emisi karbon menjadi sangat penting. Salah satu langkah progresif yang bisa diambil adalah penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, yang merupakan salah satu sumber utama emisi CO2.

Kini, pemerintah Indonesia berhasil mendapatkan dana sebesar US$500 juta atau Rp7,6 juta dari Climate Invesment Fund melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform untuk penanganan perubahan iklim.

Penanganan perubahan iklim yang dimaksud salah satunya penutupan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia. Hal ini diungkapkan langsung oleh Febrio Nathan Kacaribu sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

“Dari sejumlah persetujuan itu, prioritas dalam jangka pendek akan difokuskan pada percepatan pensiun dini dari 1,5 gigawatt PLTU,” Febrio Nathan Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (23/8/2023).

Penutupan PLTU batu bara akan secara langsung mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Hal ini akan berdampak positif pada usaha global untuk memitigasi perubahan iklim.

Dengan menghentikan pembakaran batu bara, polusi udara seperti partikulat, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida akan berkurang drastis. Hal ini akan meningkatkan kualitas udara dan mengurangi risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular pada manusia.

Namun, perlu diingat bahwa penutupan PLTU batu bara juga memiliki tantangan tersendiri. Dampak ekonomi, termasuk hilangnya lapangan kerja dan ketergantungan pada pasokan energi yang berubah, adalah beberapa tantangan yang perlu diatasi dengan strategi yang bijaksana. (S83)

Exclusive content

Latest article

More article