HomeHeadlinePantaskah Susi Jadi Rebutan Para Capres?

Pantaskah Susi Jadi Rebutan Para Capres?

Menjelang Pilpres 2024, sosok Susi Pudjiastuti tampaknya menjadi salah satu tokoh penting yang diperebutkan dukungannya. Hal ini karena sosoknya dinilai menjadi representasi dari berbagai kalangan sehingga dapat mempengaruhi faktor elektoral para bacapres.


PinterPolitik.com

Sosok mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tampaknya menjadi sosok yang dinilai penting terkait dukungannya menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.

Bagaimana tidak, ketiga bakal calon presiden (bacapres) rela jauh-jauh menyambangi kediaman Susi di Pangandaran, Jawa Barat.

Sosok bacapres pertama yang menemui Susi adalah bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto. Bahkan, Prabowo sudah dua kali menyambangi Susi secara langsung ke Pangandaran pada awal Juli dan Oktober 2023.

Kemudian, ada sosok Anies Baswedan yang juga menemui Susi pada akhir Juli 2023, atau selang beberapa hari setelah Susi bertemu dengan Prabowo.

Terakhir, belum lama ini giliran bacapres Ganjar Pranowo yang menemui Susi di Pangandaran pada Selasa (7/11) kemarin.

akankah susi jadi timses anies imin

Hal ini kiranya karena mereka percaya bahwa Susi memiliki pengaruh, popularitas, dan kemampuan untuk merepresentasikan berbagai kalangan masyarakat yang dapat memengaruhi perolehan elektoral.

Sehingga mereka memiliki motivasi untuk menjadikan Susi sebagai bagian dari tim pemenangan mereka. Maka, tak heran jika sosok Susi menjadi rebutan ketiga bacapres untuk menambah pasukan dan amunisi menghadapi Pilpres 2024.

Menariknya, ketiga bacapres juga mengaku punya kedekatan khusus dengan Susi. Hal ini juga tampaknya sebagai bagian untuk membujuk Susi masuk dalam tim pemenangan mereka.

Lantas, mengapa ketiga bacapres seakan memperebutkan sosok Susi untuk menghadapi Pilpres 2024?

Modal Politik Kuat

Susi Pudjiastuti adalah seorang pengusaha sukses dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang terkenal. Ia dikenal karena kebijakan kerasnya dalam memerangi illegal fishing dan perlindungan lingkungan.

Baca juga :  Jokowi dan Misteri "Kepunahan" Kelas Menengah 

Kepopulerannya bukan hanya di kalangan nelayan dan pemilik kapal ikan, tetapi juga di kalangan masyarakat luas.

Kepribadiannya yang tegas dan jujur telah membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan dicintai oleh banyak orang.

Oleh karena itu, Susi memiliki modal sosial yang dapat dikonversi menjadi modal politik untuk menarik perhatian dan dukungan dari berbagai segmen masyarakat.

Modal politik adalah sesuatu yang penting untuk memahami pertukaran dan hubungan dalam politik. Konsep ini adalah gabungan dari beberapa modal sehingga membuat politisi mempunyai daya tawar yang tinggi.

Besar atau tidaknya daya tawar dari modal itu akan bergantung pada pasar politik atau modal apa yang sedang dibutuhkan.

Sosok Susi Pudjiastuti yang dianggap sebagai sosok yang mampu merepresentasikan berbagai kalangan masyarakat, terutama dalam konteks perikanan dan kelautan.

Dia telah berjuang untuk hak-hak nelayan dan perlindungan lingkungan, sehingga dapat dianggap sebagai suara bagi mereka yang terpinggirkan.

Hal itu yang kiranya menjadi modal politik bagi Susi yang akan berpengaruh bagi bacapres yang berhasil menariknya ke dalam tim pemenangan mereka.

Penting bagi pada bacapres untuk meraih dukungan dari berbagai segmen masyarakat, dan Susi tampaknya dianggap sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

Setuju Prabowo-Susi?

Mewakili Berbagai Kalangan

Susi Pudjiastuti adalah sosok yang memainkan peran penting dalam mewakili berbagai kelompok dalam masyarakat dan menjadi teladan dalam hal bersih hukum.

Kariernya yang mengesankan mencakup kepemimpinan saat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, seorang pengusaha sukses, dan seorang pembela hak perempuan.

Susi Pudjiastuti memiliki latar belakang keluarga nelayan dan telah menjadi suara yang kuat untuk para nelayan di Indonesia.

Saat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, dia berjuang keras untuk melindungi hak-hak nelayan, mengatasi masalah illegal fishing, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca juga :  Senggol King PP, KPK "Kesambet" Apa?

Tindakan tegasnya dalam menghancurkan kapal-kapal ilegal yang terlibat dalam perikanan ilegal telah menjadi simbol perjuangannya dalam melindungi sumber daya laut Indonesia.

Susi Pudjiastuti juga telah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia. Dia adalah salah satu contoh perempuan yang berhasil meniti karier di bidang politik dan bisnis, terutama di industri penerbangan dan pariwisata.

Keberhasilannya tidak hanya membuka jalan bagi perempuan di berbagai industri, tetapi juga menjadi contoh bahwa perempuan dapat berperan penting dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi.

Salah satu aspek paling penting dari peran Susi Pudjiastuti adalah integritasnya sebagai sosok bersih hukum.

Dia memimpin dengan contoh dalam menegakkan hukum dan berkomitmen untuk memberantas korupsi.

Dengan menggabungkan perannya dalam mewakili kelompok nelayan, perempuan, dan pengusaha, serta integritasnya dalam bersih hukum, Susi Pudjiastuti telah menjadi sosok yang luar biasa dalam pembangunan Indonesia.

Semua hal itu kiranya yang menjadi pertimbangan bagi para bacapres untuk memperebutkan dukungan Susi. Dukungan Susi dinilai berdampak pada faktor elektoral mereka nantinya dalam menghadapi Pilpres 2024.

Well, menarik untuk menunggu kemana arah dukungan Susi Pudjiastuti yang kiranya akan menguntungkan bagi bacapres yang didukungnya. (S83)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Apapun Intriknya, Benarkah Jokowi Pemenangnya?

Spill Presiden Prabowo Subianto mengenai eksistensi upaya pemisahan dirinya dengan Joko Widodo (Jokowi) menyiratkan makna tertentu. Utamanya, terkait interpretasi akan dinamika relasi dengan Megawati Soekarnoputri, PDIP, dan di antara para aktor terkait yang muaranya memunculkan Jokowi sebagai pihak yang lebih aman. Mengapa demikian?

Jokowi dan Misteri “Kepunahan” Kelas Menengah 

Perbincangan seputar berkurangnya kelas ekonomi menengah Indonesia belakangan tengah ramai. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkinkah ada kesalahan sistemik di baliknya? 

Creative Destruction Efisiensi Prabowo

Efisiensi anggaran negara yang tengah didorong Presiden Prabowo nyatanya mendapatkan gejolak dan tentangan.

Balada Rakyat Ekonomis dan Pejabat Hedonis

Pameran kemewahan pejabat, seperti patwal Raffi Ahmad, perdalam kecemburuan rakyat. Mengapa ini perlu jadi perhatian pemerintahan Prabowo?

Why Always Bahlil?

Upaya penertiban dan penataan subsidi LPG 3 Kg entah kenapa malah jadi resistensi dan mengarah langsung ke Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Padahal, terlepas dari eksekusi di awal yang harus diakui kurang rapi, kebijakan tak populer ini memiliki esensi sangat positif. Hal itu memantik interpretasi mengenai “perlawanan” kuat yang bisa saja terorkestrasi. Benarkah demikian?

IKN House Has Fallen!

Pemblokiran anggaran IKN Nusantara lemahkan pengaruh Jokowi, membuka peluang bagi Megawati untuk perkuat posisinya dalam politik Prabowo.

Ini Jurus Rahasia Trump “Perkasakan” Amerika? 

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berniat mendirikan sovereign wealth fund (SWF). Keputusan ini dinilai jadi keputusan yang sangat besar dan berdampak ke seluruh dunia, mengapa demikian? 

Prabowo dan The Intra-Elite Enemy

Masalah penataan distribusi gas LPG 3 kilogram menjadi sorotan terbaru publik pada pemerintahan Prabowo.

More Stories

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

Anies “Alat” PKS Kuasai Jakarta?

Diusulkannya nama Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta oleh PKS memunculkan spekulasi jika calon presiden (capres) nomor urut satu ini hanya menjadi “alat” untuk PKS mendominasi Jakarta. Benarkah demikian?

Pemilu 2024, Netralitas Jokowi “Diusik” PBB? 

Dalam sidang Komite Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, anggota komite Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait lolosnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto. Lalu, apa yang bisa dimaknai dari hal itu?