HomeNalar PolitikDPR Utak Atik KPK?

DPR Utak Atik KPK?

Masuknya sejumlah nama anggota DPR dalam korupsi e-KTP oleh KPK, membuat berang DPR. Sekarang, lembaga legislatif ini mengeluarkan hak angket yang memungkinkan tersendatnya penanganan kasus ini. Inikah upaya DPR jegal KPK?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]K[/dropcap]asus mega korupsi e-KTP yang menyeret sejumlah nama anggota DPR sepertinya akan dibuat berlarut-larut. Berawal dari kesaksian Miryam S. Haryani yang mengaku diancam oleh koleganya, kini lembaga anti korupsi ini juga menjadi target anggota Komisi III DPR dengan dipergunakannya hak angket untuk menyelidiki pernyataan adanya ancaman kepada Miriam tersebut.

Komisi III DPR mengaku tak terima dengan penyebutan nama Bambang Soesatyo, Azis Syamsuddin, Desmond J. Mahesa, dan Masinton Pasaribu yang disebut mengancam anggota DPR dari Fraksi Hanura, Miryam S. Haryani. Dalam kesaksiannya, Miryam mengaku merasa diancam. Pernyataannya ini disetujui Novel Baswedan, sebelum insiden penyiraman air keras, saat bersaksi di pengadilan Tipikor.

Anggota DPR yang geram dengan ‘insiden Miryam’ tersebut, kemudian menggulirkan hak angket kepada KPK guna menyelidiki kejadian sebenarnya. Hak angket ini juga diajukan karena KPK menolak membuka rekaman video saat Miryam diperiksa KPK. Sebab dari hasil pemeriksaan, penyidik KPK menyebut ada 6 anggota Komisi III yang melakukan ancaman agar Miryam mencabut kesaksiannya.

Penolakan ini bukannya menghentikan langkah DPR, tapi bahkan semakin membuat mereka sibuk melebarkan permasalahan dengan menuntut hal-hal lainnya. Karena kabarnya, mereka juga akan meminta KPK untuk membuka temuan dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Informasi ini diungkapkan oleh seorang sumber di gedung parlemen, Kamis (20/4) malam.

Menurut sumber tersebut, komisinya ingin kalau ada hak angket, tidak sekedar soal penyebutan nama-nama (anggota Komisi III di kasus e-KTP), tapi juga diperluas dengan memasukkan sikap KPK terhadap hasil audit investigasi BPK. Upaya ini, ditujukan untuk memberikan kejelasan permasalahannya. “Hal ini sedang dirumuskan di Komisi III DPR, sebelum dibawa ke dalam rapat pleno komisi,” katanya.

Baca juga :  Gelengan Kepala Puan soal Hak Angket

Sumber tersebut juga mengungkapkan, bahwa ada tujuh temuan BPK yang tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan KPK tahun 2015, yang perlu ditindaklanjuti. “Itu semua terkait dengan penggunaan anggaran,” jelas si sumber yang berharap pengajuan hak angket ini jangan dilihat macam-macam. “Ini instrumen Dewan dalam melakukan pengawasan terhadap mitra kerjanya,” katanya.

Bila dilihat dari tujuan hak angket yang selanjutnya ingin mengutak-atik masalah keuangan KPK, sebenarnya sangat terlihat jelas akan upaya balas dendam anggota DPR. Sebagai perwakilan rakyat, sikap tersebut sungguh memalukan, karena tidak memperlihatkan sikap sportif karena terkesan berusaha menutup-nutupi borok korupsi yang sudah mengakar di lembaga ini. Sampai kapan rakyat harus terus memaklumi kebusukan para anggota dewan ini? Berikan pendapatmu.

(Suara Pembaruan)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...