HomeCelotehJokowi Jadi Tempramental

Jokowi Jadi Tempramental

“Sebab, bahaya yang sesungguhnya bukan pada orang yang marah-marah, tapi pada orang yang diam. Orang marah dapat diukur hatinya, orang diam tak mudah ditakar akalnya.” ~ Remy Sylado


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]pa jadinya, kalau Presiden Jokowi yang biasanya mengesankan pribadi yang sederhana dan selalu cengar – cengir, tau-tau berubah menjadi tempramental?

Weleeeeeh weleeeeeh, biasanya marah seorang pendiam itu akan lebih dahsyat, lho. Hiiiiii mengerikan, ggrrrr. Memang apa sih yang membuat Jokowi bisa berubah begitu? Penyebabnya pasti karena ada kesalahan fatal atau sesuatu yang sangat tak diinginkan Presiden.

Awalnya, Presiden Jokowi meluapkan emosinya pada Menteri Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito. Nah loh, apa yang dilakukan kedua Menteri ini sehingga amarah Presiden tak bisa dibendung lagi? Weleeeeh weleeeeh.

Sabaaar, saaaabaaar, kekesalan Jokowi ini ternyata karena kelalaian dua Menteri tersebut yang membuat Indonesia posisinya dikalahkan Kamboja.

Hmmm, kalau itu alasannya sih wajar – wajar aja. Namanya juga pembantu Presiden, kalau kerjanya ga bener pasti ditegur. Bahkan bisa diberhentikan sama Presiden. Weleeeeeh weleeeeh.

Dari Kamboja aja kalah, apalagi dari Malaysia dan Thailand? Semakin terpuruk aja nih, aduuuh, ggggrrrrr.

Emang kalah dari segi apanya sih? Weeeewww! Ternyata nilai ekspor Indonesia jauh tertinggal dari Kamboja bahkan Malaysia dan Thailand. Hadeeeeuhhhh, pantes aja Jokowi jadi ngamuk, weleeeeh weleeeeh.

Apalagi kemarahan Jokowi itu juga didasarkan pada upaya promosi yang menghabiskan anggaran dan tidak optimal. Lah, buat apa pameran kalau hanya satu atau dua stan saja? Hadeeeeuhhh.

Yang bener aja dong? Lagi ngirit emang? Perasaan udah ada anggarannya juga deh, ngapain juga sih dipikirin. Jadi selama ini, anggarannya untuk apa aja? Weeleeeh weleeeh.

Kalau tentang ekspor sih, bukan cuma Jokowi aja yang marah, tapi masyarakat juga pasti marah. Masa iya ngurus ekspor aja lesu mendayu begitu, tapi giliran impor beras, weedeeeeww sangat cepat secepat kilat! Weleeeeh weleeeeh.

Lagian kan dari luas wilayah dan jumlah penduduknya Indonesia lebih unggul, kenapa jadi Kamboja yang justru menang? Ah, tidak adil!

Sebenernya sih adil – adil aja. Karena mungkin upaya Kamboja lebih serius dibandingkan Indonesia. (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...