HomeNalar PolitikBupati Talaud Korban Tjahjo?

Bupati Talaud Korban Tjahjo?

Bupati Talaud, Sri Wahyumi Manalip dinonkatifkan selama 3 bulan lantaran ke luar negeri tanpa izin. Yah, kok bisa gitu ya?


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]i Indonesia, lagi marak soal larangan keluar negeri. Yang pertama, dialami oleh Fredrich Yunadi, mantan pengacara Setnov dalam kasus mega korupsi e-Ka-te-pe. Ia dilarang karena diduga terlibat dalam upaya untuk menghalang-halangi penyelesaian kasus Setnov.

Yang kedua, terkait instruksi dari Pak Airlangga kepada kader-kader Golkar. Pak Airlangga menyuruh agar semua kader tetap stay dalam dapil-nya masing-masing karena Pilkada sudah mulai dekat.

Yang ketiga, dialami oleh Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip. Beliau memang udah pulang-pergi Amerika Serikat (AS). Tapi, baru-baru ini ia dikenai sanksi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) lantaran pergi tanpa izin.

Nah, berita yang terakhir ini, sukses bikin hape saya lemot. Nggak tau di mana letak salahnya. Apakah karena hape saya yang udah kelewat jadul atau karena paras cantik si Sri Wayumi yang nggak layak muncul di layar hape saya yang buluk ini? Au ah, ucing ala uwe.

Katanya si cantik jelita yang menjadi Bupati Talaud ini, dianggap bandel karena pergi ke AS tanpa seijin Kementerian Dalam Negeri. Hm, padahal menurut Sri, ia pergi untuk mengikuti program yang disiapkan daerah kepulauan, terutama mengenai ekonomi kemaritiman. Kalau gitu ngapain nggak izin sama pihak Kemendagri dan pemerintah daerah Sulawesi Utara? Au ah, ucing ala uwe.

Menurut selentingan yang beredar, kepergian Sri ke AS sebenarnya adalah untuk bertemu Trump. Masa seorang bupati bisa bertemu seorang Presiden negara adidaya, apa maksud dan tujuannya? Au ah, ucing ala uwe.

Tapi itu hanya rumor, nggak tau benar atau nggak? Saya kok malah tertarik dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Pak Tjahjo Kumolo sebagai Mendagri terhadap Bu Sri. Semoga aja ini resmi keputusan dari Kemendagri tanpa diboncengi oleh kepentingan politis. Sebagai pengingat Bu Sri dulu pernah menjadi kader Partai Banteng seperti Pak Tjahjo. Namun, ia sudah dipecat lantaran dinilai sering kali mangkir dalam rapat-rapat bersama Partai Banteng. Hm, makanya jangan berani lawan Mama, upss keceplosan. (K-32)

Baca juga :  Iran vs Israel, PD III Sudah Dimulai?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...