HomeCelotehPlot Twist Kivlan dan Wiranto

Plot Twist Kivlan dan Wiranto

“Dulu Bapak copot saya, saya sudah tidak punya jabatan sekarang, mengapa saya dipanggil?” tanya Kivlan Zen. “Ah, itu kan kehendak Pangkostrad Jamari Chaniago. Sudahlah, kamu kerahkan massa lagi, nanti saya kasih jabatan kalau sudah selesai,” janji Wiranto. (Merdeka, Orang di Balik Pam Swakarsa)


PinterPolitik.com

Bicara tentang plot twist alias perubahan radikal dalam cerita, ternyata punya sejarah panjang loh.

Ini nggak sekedar seperti di film terakhir dalam trilogi Batman karya Christopher Nolan, The Dark Knight Rises, ketika penonton akhirnya tahu bahwa Miranda Tate yang diperankan Marion Cotillard sebenarnya adalah Talia al Ghul yang menjadi musuh utama.

Sumpah, itu menegangkan banget, apalagi ketika si Miranda yang awalnya dekat banget sama Bruce Wayne alias Batman – bahkan sudah jadi kekasihnya – malah nikam jagoan kita itu pakai pisau dan bilang bahwa dialah yang merencanakan semua kekacauan yang terjadi di film itu.

Kivlan pernah mengaku bahwa sekalipun telah dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Staf Kostrad, Wiranto malah memanggilnya dan memintanya menggerakkan massa di sekitar tahun 1998. Click To Tweet

Nah, ternyata salah satu kisah tertua tentang plot twist ada di dongeng Seribu Satu Malam, terutama di kisah tentang “Tiga Buah Apel” (The Three Apples). Dalam kisah tersebut diceritakan tentang penemuan peti di Sungai Tigris yang ternyata berisi potongan tubuh seorang perempuan.

Setelah diusut oleh Ja’far ibn Yahya – yang terancam hukuman mati jika tak mampu mengungkapkannya – pada akhirnya diketahui bahwa pangkal kesalahan atas meninggalnya perempuan itu ada pada budak Ja’far ibn Yahya sendiri. Ja’far adalah penasihat politik pemimpin Kekhalifahan Abbasiyah, Raja Harun al Rashid.

Baca juga :  Prabowo Belajar Makan Siang ke Xi Jinping

Singkat cerita, terjadi plot twist, apalagi baru di akhir-akhir cerita Ja’far tahu bahwa budaknya-lah yang bertanggung jawab atas berbagai kekacauan yang terjadi. Silakan dicari deh di toko buku cerita lengkapnya hehe.

Nah, kisah yang mirip-mirip Batman dan Ja’far itu kini tampaknya sedang terjadi pada diri Menkopolhukam Wiranto dan rekannya sesama purnawirawan TNI, Kivlan Zen.

Pasca kerusuhan 22 Mei 2019 lalu, Kivlan memang telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan makar dan bahkan rencana pembunuhan. Salah satu pejabat yang disebut masuk dalam rencana dan mendapatkan ancaman pembunuhan itu adah Wiranto.

Kivlan sendiri sudah ditangkap dan ditahan. Nah, beberapa hari terakhir ini terjadilah plot twist. Kivlan melalui pengacaranya justru meminta perlindungan kepada beberapa pejabat negara, tahu siapa salah satunya?

Yep, Wiranto. Lha, kok aneh ya. Bukannya Kivlan dituduh berada di balik ancaman pembunuhan terhadap Wiranto? Ini malah doi minta perlindungan kepada Wiranto, nggak salah orang nih Pak Kivlan? Hehehe.

Ternyata, kalau kita telusuri, hubungan Kivlan dan Wiranto ini unik. Kivlan pernah mengaku bahwa sekalipun telah dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Staf Kostrad, Wiranto yang kala itu menjabat sebagai Panglima TNI malah memanggilnya dan memintanya menggerakkan massa di sekitar tahun 1998. Kelompok yang dikenal sebagai Pam Swakarsa itu – sekarang salah satunya menjadi FPI – adalah “saksi” hubungan tersebut.

Walaupun sering saling serang dalam pernyataan-pernyataan politik, keduanya tetap saja bisa bertemu. Pernah ada video Kivlan bertemu Wiranto dalam salah satu kesempatan dan masih menunjukkan hubungan yang tak terkesan “begitu buruk”. Lha buktinya mereka masih mau saling ketemu dan bicara kok.

Baca juga :  Biden Telepon Xi Jinping, FOMO Prabowo?

Jadi, inikah plot twist kerusuhan 22 Mei 2019?

Hayooo, hati-hati investigasinya ya Pak Polisi. Kita nggak tahu kan, jangan-jangan musuh sebenarnya itu Miranda Tate yang adalah kekasih alias orang terdekat kita, atau bahkan budak alias pembantu kita seperti di kisah “Tiga Buah Apel”.

Hmm, yang orang dekat siapa nih? Upppss. Hehehe. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.