HomeCelotehFahri Kritik Netizen Nyinyir

Fahri Kritik Netizen Nyinyir

“Selalu ada kegilaan dalam cinta. Tapi juga selalu ada alasan dalam kegilaan.”


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]ecak kagum masyarakat Indonesia hadir di saat mendengar kabar atlet pencak silat berhasil memborong seluruh medali emas di Asian Games 2018. Rasa bangga tidak berhenti sampai di situ. Masyarakat juga turut diharukan saat melihat atlet berprestasi berusaha mempersatukan Prabowo dan Jokowi untuk berpelukan.

Alhasil momen pelukan Prabowo, Jokowi dan sang altet itu menjadi lebih viral dibanding prestasi yang didapatkan. Weleh-weleh.

Sebagian besar akun di media sosial dan akun para politisi silih berganti mengomentari serta membersitkan harapan dan doa: “Tuhan, semoga Pilpres 2019 nanti situasinya juga cair dan mempersatukan kami.” Click To Tweet

Di balik momen indah itu, ternyata terdapat sebuah filosofi unik gengs, setidaknya menurut Fahri Hamzah. Eh tapi filosofinya bukan “berpura-pura rendah diri dan mendorong kesombongannya” seperti yang dikatakan Sun Tzu ya gengs. Ahahaha.

Kalau menurut Fahri, pencak silat itu seperti dinamika dalam politik kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini gengs.

Fahri bilang kalau silat itu seni beladiri, jadi ada unsur seninya dan beladirinya. Para atlet yang bertarung tahu bahwa ada batasan-batasannya, misalnya nggak boleh melukai bagian tertentu serta enggak boleh menyerang orang yang telah terjatuh.

Menurut Fahri ini bertolak belakang dengan para netizen, kadang-kadang mereka tidak tahu batas dan suka berbuat gaduh saja. Cucok sekali bang, seperti para cebong pendukung Jokowi dan para kampret pendukung Prabowo yang kerap perang di medsos dan tidak tahu batasan. Weleh-weleh.

Baru aje mau dipuji, eh Bang Fahri malah ngomong yang provokatif, bawa-bawa spesies hewan menggelikan itu lagi gengs. Daripada komentarin medsos dan perilaku masyarakat yang suka buat gaduh, mending bilangin dan komentarin tuh inisiator gerakan tagar #2019gantipresiden. Enggak dengar apa katanya pemerintah, kalau gerakan itu adalah provokator sejati, pembuat gaduh dan pelaku makar yang memicu perpecahan. Ckckck.

Eh bang, jangan sok enggak tahu gitu dong siapa inisiator gerakannya. Masa udah lupa aja bang, doi si pembuat gaduh itu kan satu partai sama abang yang bakal dijadiin wagubnya Anies di DKI Jakarta. Masa sih bang mau pura-pura amnesia juga kayak Nur Mahmudi, kawan abang di PKS yang ketahuan korupsi itu tuh.

Hmmm, sudahlah gengs, daripada pusing mikirin omongan Fahri mending kita pikirin aja nih ungkapannya Sun Tzu, semoga aja kita bisa menghindar dari orang-orang seperti ini:

“Janganlah engkau berteman dengan orang jahat karena sifatmu akan mencuri sifatnya tanpa engkau sadari.” (G35)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...